Numpang Tidur di Soekarno Hatta Airport


Rest Area Soeakarno Hatta

Lama gak nulis karena sibuk ngurus aiueo akhirnya saya mutusin nulis topik ini setelah banyak yang tanya foto rest area yang saya upload di FB. Jadi ceritanya saya tiba-tiba ada keperluan ke Jakarta dan baru pesan tiket sehari sebelum keberangkatan. Berhubung saya baru bisa berangkat sore dan pas cek ternyata  gak ada pilihan selain tiket penerbangan malam. Rencana awal yang mau ke tempat kakak buat istirahat akhirnya gak jadi karena pesawat delay dan baru sampai di Jakarta tengah malam jam 1. Setelah menimbang-nimbang akhrinya saya mutusin stay di bandara saja dan mencoba mencari tempat istirahat.
 
Red Corner
Bagian Dalam Red Corner

Setelah googling diinet belum terlalu banyak yang bocorin spot-spot terbaik buat nginap di bandara Soekarno Hatta ini. Abis baca sana sini akhirnya dapat referensi bisa duduk manis di satu foodcourt namanya “RED CORNER” yang ada di Terminal 1. So setelah pintu keluar saya langsung jalan kearah kiri dari pintu keluar. Dari jauh udah kebaca tulisan merah besar “RED CORNER”. Pas masuk ke area ini sebagian besar outlet sudah tutup yang tersisa hanya Indomaret saja. Dan ternyata sudah banyak orang yang lebih dulu bobok cantik disana, memang kebanyakan sih anak muda. 
Sofa yang dialih-fungsikan jadi tempat tidur di malam hari
Abis keliling sana sini, saya mutusin duduk di sofa kecil yang masih kosong. Di sisi lainnya udah ada 1 orang yang bobok dengan nyaman dan mengeluarkan nyanyian tidurnya. Sofanya meskipun kecil tapi cukup empuk buat senderan dan tiduran. Ini spot lumayan buat istirahat menunggu pagi dripada harus ngemper di lantai yang dingin. Di dekat tempat ini juga sudah ada toilet jadi gak perlu jauh-jauh kalo tiba-tiba lagi kebelet.

Eskalator ke Lantai 2
Nah selain tempat ini ada spot yang lebih manusiawi lagi di Terminal 1 keberangkatan. Tempat ini gak sengaja saya temukan waktu lagi nyari-nyari tempat makan. Pas liat denah bandara nemu tulisan “Rest Area” di lantai 2. So, abis check-in langsung cus ke lantai 2 sekalian nyari makan di Indomaret Point. Di Indomaret Point ini bisa beli makan yang sudah di freezer dan tinggal dipanasin pas beli. Harganya hanya sekitar 15-20 ribuan saja dan udah bisa makan nasi dan lauk yang lumayan enak dibandingkan makan mie instan.
Rest Area Terminal 1
Bagian dalam Rest Area Terminal 1

Abis beli makan lalu jalan ke Rest Area yang letaknya di sebelah kanan sebelum pemeriksaan menuju waiting room. Jadi kalo memang mau istirahat dulu mending jangan masuk ke waiting room tapi belok kanan ke Rest Area ini. Disini sudah disiapin banyak sofa tidur plus bantalnya yang lumayan nyaman buat tidur. Selain itu ada hiburan TV siaran Indonesia yang nyala 24 jam. Ada tempat buat nyolok hp juga tapi kalo milih untuk tidur mending jangan ngecharge hp karena letaknya di tengah-tengah area ini dan kita gak bisa jagain. Anyway klo tidur liat-liat juga jangan sampai bablas dan ketinggalan pesawat. Kalo mau tidur di tempat ini jangan lupa bawa jaket karena AC-nya lumayan dingin.

Oke cukup sekian dulu share spot yang bisa buat nebeng tidur di Bandara Soeta. Nanti kalo nemu spot baru bakalan saya update. See you in the next spot tidur lainnya.

Taman di Soekarno Hatta Airport

Backpacker ke Hongkong - Part 1

Chungking Mansions


Hongkong merupakan salah satu negara impian yang ingin saya kunjungi dari dulu tapi berhubung tiketnya masih mahal so HK nangkring diurutan kesekian setelah indocina. Gak ada target kapan harus ketempat ini, hanya saja emang pingin. Hingga akhirnya suatu hari saya dapat pesan dari temen “si raja” tiket murah kalo ada tiket promo untuk KL-Macao (800rb pp) gak mikir panjang langsung saya ambillah tiket itu.

One Day Trip Macau for FREE (Part-3) – End



Akhirnya sampai juga dibagian terakhir setelah Part 1 dan Part 2. Sebelumnya saya sudah cerita kalo  lagi dalam perjalanan menuju ke Venetian. Bus dari Sintra membawa kami ke Studio City lebih dahulu dan menurunkan penumpang yang tujuannya memang ke tempat ini. Setelah itu kami melewati City Of Dreams. Sama security di Grand Lisboa ngomongnya dari City Of Dream saya bisa jalan kaki ke Venetian atau pakai bus lagi. Tapi gak tau kenapa kok saya punya feeling gak perlu turun di City Of Dream dan melanjutkan perjalanan mengikuti kemana bus ini membawa saya.

One Day Trip Macau for FREE (Part-2) – Grand Lisboa, Ruins of St. Paul’s



CASINO LISBOA
 
Setelah keliling di The Venetian (Baca disini) sekarang perjalanan dilanjutkan ke destinasi berikutnya. Karena kita naik Shuttle Bus gratis ke Grand Lisboa jadinya kita sekalian liat-liat dulu. Btw dari Venetian naik shuttle bus yang berenti di satu gedung dari sana baru naik shuttle bus ke Grand Lisboa tapi lupa apa nama shuttle bus dan nama gedungnya. Kalo gak salah ingat ke Sands dulu dari sana kita ganti bus ke Grand Lisboa dari sana tinggal jalan kaki ke  Senado Square.

One Day Trip Macau for FREE (Part 1) – The Venetian





Yuhu one day trip  doang, karena kebetulan tiket promo yang murah itu lewat Macau (pp 800rb). Macau bagaikan bonus aja karena tujuan utama sebenarnya adalah Hongkong. Meski hanya sehari tapi ada sejuta pengalaman dari Negara ini. Btw Macau ini masuk di Provinsi Guangdong, Cina dan jaraknya hanya sekitar 60 km dari Hongkong. Jadi dari Macau KE Hongkong hanya perlu naik turbojet Ferry aja jika ingin berhemat. Berhubung landing di Macau jam 10 pagi jadi kita sekalian keliling dulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Hongkong.

Keliling Vietnam - Ho Chi Minh City (Part-2)




Oke sebelumnya udah pada baca "Part 1"? Kalo belum, baca dulu biar ngerti jalan ceritanya. Sebelumnya udah nulis 4 tempat yang didatangin (Independence Palace, Notre-Dam, Post Office dan Saigon Skydex)  nah ini lanjut  ke tempat selanjutnya.

Keliling Vietnam - Ho Chi Minh City (Part-1)




Morning… hari pertama di negerinya Paman Ho tapi sebelum mulai menjelajah wajib ngisi perut dulu, mumpung dari hotel udh include breakfast. Jam 7 tet turun ke restoran mininya (tepatnya ruang makan). Menunya buah (pisang + semangka), roti + selay stoberry, nasi goreng + telor mata sapi, soup (kayak asparagus gitu), lagi-lagi ada Pho, dan beberapa cake. Breakfastnya memang sederhana tapi lumayan untuk mengganjal perut apalagi untuk hotel seharga 80rb doang. 

Menjejakkan kaki di Vietnam (Bandara Tan Son Nhat)




Vietnam menjadi Negara pertama tempat menJEJAKkan kaki ditrip seminggu ini. Sebenarnya gak tau juga hal menarik apa yang bisa saya eksplore di Negara Komunis ini, yang saya tahu hanya terowongan Chu Chi yang hits itu selain karena mata uangnya lebih murah dikit dari rupiah. Selain itu pas googling kebanyakan baca cerita soal scam di negara ini yang bikin sedikit parno juga. Tapi karena kebetulan dapat tiket promo (gak promo2 amat pp 450rb) jadi Vietnam akhirnya masuk dalam list. Kadang-kadang memang tiket promolah yang membawa kita pada sebuah destinasi tertentu diluar perencanaan. 

NGEMPER DI KLIA




Untuk backpacker pemula seperti saya ngemper di bandara merupakan salah satu pengalaman yang dinanti-nanti. Harap-harap cemas bakalan dapat surprise apa lagi kali ini. Kalo sebelumnya ngemper di Changi Airport dengan segudang fasilitas yang menyenangkan, kali ini nyoba ngemper di KLIA untuk pertama kali. Anyway dokumentasi di bandara ini sangat minim karena sebelum take off dari Juanda airport hp andalan tiba-tiba rusak dan gak bisa login sama sekali. Pelajaran: Bawa hp lebih dari 1 kalo trip plus bawa kamera sebagai cadangan. 

Mengintip Keindahan Mawun Beach di Penghujung hari





Selepas dari Tanjung Aan kami sempat bingung apakah langsung pulang atau mampir untuk melihat pantai Mawun yang lokasinya juga masih sekitar Lombok Tengah. Tapi berhubung hari masih siang, so akhirnya kami sepakat untuk mampir ke pantai Mawun. Kalo dari bandara mau ke pantai Kuta kita belok kiri maka ke pantai Mawun ini kita belok kanan. Tak disangka ternyata letak pantai ini lumayan jauh juga dan jalan yang gak semulus jalan ke Kuta Lombok.

Tracking Cantik ke Bukit Merese dan Tanjung Aan



Bukit Merese

Dari Pantai Kuta, hanya butuh kurang lebih 20 menitan untuk sampai di lokasi Bukit Merese dan Tanjung Aan yang jadi satu. Memang jalan yang dilewati rada kecil dan  tak semulus aspal di Kuta. Perlu hati-hati dan mengurangi kecepatan melewati jalan ini karena ada banyak lubang disana-sini. Selain itu rumah penduduk juga sangat jarang dan kebanyakan seperti hutan-hutan. Itu kenapa Bapak menyarankan kami untuk keluar dari tempat ini sebelum matahari terbenam.

Eksplore Lombok Tengah: Desa Ende dan Pantai Kuta




 Oke bolang cantik hari pertama dimulai. Kok bolang cantik? Bukannya kepedean tapi karena emang kita cantik semua gak ada yang ganteng alias tripnya para gadis aja.Ada yang bilang kita nekat, hmm mungkin karena udah lumayan lama di Surabaya jadinya kita ikutan jadi “Bonek” alias bondo nekat. Berbekal 2 buah motor hasil sewaan dari Mamak (70ribu per hari) kami lalu menuju kearah Lombok Tengah. Hasil diskusi dengan Bapak kemarin kami akan eksplore bagian tengah ada beberapa tempat tapi pada akhirnya kami hanya bisa menjelajahi 5 tempat: Desa Sade, Kuta, Bukit Marese, Tanjung Aan dan Mawun beach.

RUMAH SINGGAH LOMBOK



Sudah lama hanya bisa mengagumi Lombok dari foto-foto di instagram saja dan tetap menyimpan harap dalam hati suatu hari akan kesini. Hingga akhirnya kesampaian juga di libur panjang Lebaran tahun ini. Karena budget pas-pasan untuk menekan pengeluaran maka otak otomatis mencari jalan agar bisa berhemat. Salah satu yang langsung terbersit adalah mengurangi pengeluaran untuk penginapan. So, 4 hari sebelum keberangkatan iseng-iseng nanyak mbah gugel kali aja ada rumah backpacker di Lombok sana.

Vimanmek Mansion dan Anantha Sakhom Throne Hall: Bangkok Hari-3

Vimanmek Mansion

Hari terakhir, ahh sedihnya rasanya masih pengen di tempat ini. Setelah packing barang dan check out, kami lalu menitipkan barang di resepsionis karena gak mungkin nenteng koper kesan kemari. Sebenarnya rada ragu mau ke Vimanmek atau gak usah aja karena transportasi kesana rada njlimet tapi pada akhinya berangkat juga dengan naik taxi. Dan ini keputusan yang saya syukuri di kemudian hari karena tempat ini beneran wajib didatangin.

Setelah melewati beberapa pemeriksaan kami sampai dihalaman bangunan ini. Dari luar tampak begitu megah karena memang merupakan bangunan terbesar didunia yang terbuat dari kayu jati emas tanpa menggunakan paku sama sekali. Ini merupakan museum yang sengaja dibuat untuk memberikan penghormatan kepada raja-raja dahulu. Semua benda-benda yang dulu mereka gunakan ada di dalam bangunan ini.

Vimanmek dari atas (Sumber: Google)
Vimanmek Mansion
Agar bisa masuk ketempat ini kita juga harus menggunakan pakaian yang sopan, gak ada tempat untuk yang buka-bukaan so watch your dress! Selain pakaian sopan, semua barang juga harus dititipkan di loker yang disewakan. Tapi tenang saja karena lokernya terkunci jadi aman untuk menaruh semua barang. Bukan hanya tas yang dititipkan tapi termasuk kamera, topi dan peralatan yang lain. Karena memang dilarang untuk memotret di area ini jadi cukup menyimpannya dalam memory masing-masing.

Sebelum menaiki tangga menuju bagian dalam bangunan, kita harus melepaskan alas kaki di tempat yang sudah disediakan. Saat melewati pintu ada petugas wanita yang menyapa para pengunjung dengan ramah sambil memeriksa badan pengunjung jangan sampai ada kamera atau barang lain yang disembunyikan.
 
Perabotan didalam vimanmek (Sumber: Google)

Bagian dalam vimanmek (Sumber: Google)

Memasuki bangunan ini serasa berada di dalam sebuah rumah mewah. Semua perabotan dan peralatan ada di tempatnya masing-masing. Yang patut diacungin jempol adalah tak tampak debu yang mengotorin bangunan ini, nampaknya benar-benar dirawat sedemikian rupa. Lebih enak lagi klo ada guide yang bisa menjelaskan setiap ruangannya. Di setiap sudut tampak petugas-petugas berseragam yang mengawasi para pengunjung jangan sampai ada yang menyentuh barang atau melanggar aturan yang lain. Karena memang ada ruangan-rungan tertentu yang tidak boleh dimasukin dan hanya diberi pembatas berupa tali agar pengunjung masih bisa mengamati dari luar.

Vimanmek dari belakang
Selesai mengelilingi Vimanmek Mansion, kami lalu bergegas menuju ke Anantha Sakhom yang terletak di Kompleks Dusit Palace. Sebelum masuk ketempat ini kita lagi-lagi harus menyimpan barang di loker yang ukurannya tidak terlalu besar tapi gratis. Setelah berjalan beberapa meter dari kejauhan tampak bangunan ini berdiri begitu megahnya dibawah langit biru membuat setiap mata yang memandang akan berdecak kagum. Katanya sih untuk membangun gedung ini pengrajinnya didatangkan dari Italia untuk memperkuat gaya Renaissance dari bangunan ini.
  
Anantha Sakhom

Anantha Sakhom

Dari luar aja udah tampak megah seperti itu apalagi isinya didalam. Seandainya bisa masuk kedalam pasti nuansa kerajaan bakalan semakin terasa. Sayang waktu saya udah gak cukup, jadinya hanya bisa mengaguminya dari luar sambil menatap iri melihat orang-orang lalu lalang di depan gedung putih itu. Karena panas yang begitu menyengat kami melipir ke sebuah bangunan yang ada ACnya untuk mengademkan badan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan pulang. Tempat ini hanya buka Selasa – Minggu, setiap hari Senin dan Libur Nasional Tutup selain itu jangan lupa tetep pakai baju yang sopan aja karena kalo gak kita harus beli kain bukan sewa.

Dari Anantha Sakhom kami langsung balik ke hotel lalu mengambil barang yang dititipkan di resepsionis. Tapi sebelumnya mampir di Terminal21 karena stasiun tempat kami berhenti nyambung dengan jalan menuju ke mall tersebut. Yang unik dari Terminal21 ini adalah setiap lantai dekorasi dan toiletnya bertemakan beberapa Negara seperti London, Paris, San Fransisco, Tokyo, dan Istambul. Setelah puas mengelilingi dan termasuk memeriksa toiletnya (maaf rada katro) kami lalu memasuki salah satu restoran untuk makan siang sebelum menuju hotel.
 
Welcome to London (Toilet)

Terminal 21

Welcome to San Fransisco

Setelah berjalan kaki dan sampi di hotel kami langsung mengambil barang yang tadi dititipkan. Karena jalanan lagi macet dan harus ngejar jadwal bus yang akan di tumpangi bubun Arie balik ke Kamboja kami akhirnya memilih naik ojek yang dipesan secara online kalo di Indonesia kayak Go-jek gitu. Dengan bantuan resepsonis kami dipesankan 2 buah motor yang membawa kami menuju ke daerah Pratunam lagi karena deket dengan tempat bus. Setelah Bubun Arie meninggalkan saya, saya langsung masuk ke Paltinum mall menjelajahi beberapa lorong. Memang baju-baju disini dijual dengan harga yang lumayan murah dibandingkan dengan di Indonesia. Kalo saja gak ingat kalo saya gak pakai bagasi, mungkin udah kalap beli ini dan itu.

Selesai jelajahin Platinum meskipun gak semuanya, saya lalu keluar dan menyeberang ke Pratunam. Rasanya gak afdol aja kalo gak menjejakkan kaki ditempat ini. Sekalian mau cari baju titipan Si Onty dan Mom Cio (baca: kakak). Tapi mungkin karena kesorean jadi kebanyakan pedagangnya udah pada siap-siap tutup. Lagipula lorong-lorongnya dipenuhi oleh orang-orang yang masih berebutan membeli barang sehingga rada susah untuk berjalan. Setelah barang yang saya cari ketemu, saya lalu keluar dari Pratunam dan bertanya ke beberapa orang cara menuju ke Bandara. Setelah melewati beberapa orang yang gak bisa bantu karena gak bisa bahasa Inggris akhirnya saya ketemu petugas yang bisa memberitahu. Saya disarankan untuk memakai ojek saja ke Stasiun tempat Skytrain menuju bandara. Setelah tawar menawar dengan bahasa tarsan, akhirnya ongkosnya kita sepakatin dan ojek itu membawa saya menuju ke Stasiun ARL.



“Hidup itu bukan perjuangan tapi perjalanan. melangkahlah kemanapun kau mau tapi ingat cepat atau lambat kita semua akan bertemu ditempat yang sama.”



Chao Praya, Grand Palace, Wat Pho, Asiatique : Bangkok Hari 2




Kalo hari-1 waktu abis buat ngulilingin shopping area, hari kedua ini diabisin blusukan ke objek wisata sekitar Chao Praya River yang terkenal di Bangkok. Cara ketempat ini kurang hapal sih, tapi yang pasti kita harus menuju ke BTS Saphan Taksin, so darimana pun keberangkatan kalian ingat untuk menuju ke Saphan Taksin.  Nanti akan keliatan sungai yang dipenuhi oleh perahu. Nah pas nyampe sini kudu jeli memilih perahu. Karena beda bendera akan beda harganya.

Mimpi yang Jadi Nyata: Bangkok Hari 1





Sekian lama bermimpi bisa ke Negara ini akhirnya hari ini 24 April 2016 berhasil juga menjejakkan kaki di "kota malaikat" ini. Pesawat Jetstar membawa saya mendarat di Bandara Suvarnabhumi sekitar jam 9, setelah mengisi form imigrasi dan melewati pemeriksaan dengan sedikit hambatan karena saya rada susah nangkap omongan petugasnya yang berbahasa Inggris dengan aksen Thai. Saya segera mencari counter yang konon katanya memberikan simcard gratis untuk tourist.

Tidur di Bandara Changi Kedua Kalinya

Changi Airport - Terminal 2

Udah baca part 1 dari pengalaman "tidur di changi" kan? ( Tidur di Bandara Changi? Sapa takut...) Nah ini part 2-nya. Saat keberangkatan menuju ke Singapura jedah waktu tiba sama waktu penerbangan selanjutnya sangat singkat, so hanya bisa mengelilingi area Terminal 1 saja. Nah yang seru ini pas kepulangan karena tiba di Singapura 00.30 dini hari dan penerbangan selanjutnya ke Surabaya jam 11.10 jadi ada jeda waktu 10 jam. Pesawat saya sebenarnya landing di Terminal 1 tapi berhubung pengen tau Terminal 2 dan Terminal 3 maka saya langsung naik Skytrain menuju ke T2. Anyway karena itu sudah tengah malam hanya ada saya seorang diri di Skytrain dan bandara mulai sepi.
Terminal 2
Sampai di T2 ternyata bandaranya gak terlalu ramai, di beberapa bangku di sepanjang jalan tampak beberapa pelancong yang sudah tidur pulas. Saat berjalan menjelajah T2 saya melewati kursi pijet yang dari dulu pengen ngerasain. Ada 2 kursi pijet tapi yang satu sudah ditempati seorang bapak yang tampangnya seperti orang Pakistan sempat berpikir untuk melewati saja dan mencari kursi yang kosong tapi tiba-tiba naluri kepo saya muncul begitu saja. Menganggap ini kesempatan untuk cas cis cus dengan warga negara lain, secara English saya bener-bener ancur. So, dengan tampang polos saya mendekati bapak itu kira-kira ngomong gini “Excuse me Sir, can I sit here?”, dan bapak itu menjawab dengan senyum “Yes, please…” Ah dalam sekejap mata saya langsung mengambil posisi dan mulai memencet tombol-tombol seenak hati. Pokoknya kaki saya bisa dipijet oleh benda yang baru pertama kali saya gunakan setelah ketiga kalinya ke bandara ini.
Kursi Pijat
Setelah beberapa menit agak awkward dan hening, saya mengajak bapak tadi ngobrol, and time flies so fast gak terasa hampir setengah jam ngobrol sama bapak itu. Percakapan kita kira-kira seperti ini: bapak itu dari India, sebenarnya nyebut nama sih tapi kelemahan saya yang suka gak inget nama orang. Gak nyangka aja dari India soalnya tampangnya kayak orang Eropa gitulah. Beliau menyarankan untuk ke India one day tapi sarannya jangan seorang diri karena gak aman. Dalam hati hanya meng-aminkan saja. I hope so.. Berharap suatu hari bisa ke India beneran, meskipun India belum masuk daftar prioritas untuk di jelajah. Dan yang bikin seneng ternyata beliau ngerti apa yang saya omongin padahal ngomongnya bener-bener belepotan. Karena beliau harus mengejar penerbangan selanjutnya, beliau pun berpamitan. Sementara saya masih duduk manis menikmati pijetan dari kursi gratis ini.


Lagi menikmati kursi pijet sambil merem-merem tiba-tiba seorang wanita cantik lewat, berhenti tepat depan saya lalu bertanya apa ini gratis lalu saya mengiyakan dan mengatakan monggo kalo mau duduk. “Aha… kesempatan buat ngomong lagi nih”, dalam hati bersorak gembira. Kali ini saya ngobrol sama seorang wanita yang berasal dari California tapi tinggal di Australia. Wanita cantik ini sudah bertahun-tahun backpackeran seorang diri kesana-kemari. Ada banyak pengalaman yang diceritkan bikin ngiler pengen segera resign ngikutin jejaknya. Jadi kali ini dia mau ke India buat mendaki gunung dan seorang diri. What?? Tadi barusan ngobrol sama orang India yang bilang perempuan jangan sendiri kesana tapi wanita ini malah bakalan ke sana seorang diri. Saat saya ceritain ke dia responnya adalah “Oh, beruntung saya gak ketemu orang itu jadi gak bikin saya takut buat kesana”. Hahahaa hanya bisa ngakak dalam hati, wah boleh juga nih niru mental orang ini. Asik ngobrol tiba-tiba dia melirik jam dan tampak kaget karena sadar kalo penerbangannya sebentar lagi dengan terburu-buru dia mengambil tas dan berlari meninggalkan saya setelah berpelukan dan mengucapkan salam perpisahan. Ah.. indahnya dunia, semakin jauh kaki melangkah semakin banyak hal baru yang tak terduga dialami.
Skytrain
Seorang Diri Di Dalam Skytrain
Semakin malam mata ini mulai kedip-kedip, awalnya pengen tidur di kursi pijat tapi rasa penasaran untuk tahu semua spot di Bandara ini mampu mengusir kantuk dan beranjak pergi. Setelah berkeliling dan sempat memotret miniatur bunga lili saya pun menuju Skytrain ke T3. Sesampainya di T3 ternyata bandaranya lebih mewah dan tampak lebih luas. Fasilitasnya hampir sama dengan T1 ada area untuk menonton tv dengan berbagai siaran, area untuk internet gratis, sofa untuk tidur yang bersebelahan dengan kolam ikan Koi, dan taman bermain anak.
Playground
Spot Buat Nonton
Spot Buat Bobok Cantik
Tempat nonton
Kolam Ikan
Nonton Sambil Tidur boleh....

Saat sedang menjelajah saya menemukan 5 kursi tidur yang empuk dan ada alat pijatnya. Ah bayangin tidur disana rasanya bakalan nyaman banget, sayangnya semua tempat sudah full. Hanya tersisa satu kursi panjang biasa yang kosong. Heran juga kenapa gak ada yang mau tidur disini, dan ternyata alasannya saya temukan belakangan setelah ngalamin sendiri. Ternyata orang di sebelah buka sepatu dan aromanya hmmmm jangan tanya, rasanya mau muntah. Dalam hati nih orang gak tau diri juga ya, gak sadar apa kakinya bau. Awalnya pengen pindah tapi setelah mencoba menutup wajah dengan scarf dan syal akhirnya saya bisa bernafas dengan lega, bebas dari polusi. Sempat terdengar celotehan petugas bandra yang lewat “hm… kaki bau banget”. Hanya bisa ngakak dalam hati dan berharap semoga orang sebelah denger biar kakinya segera disimpan dalam sepatu lagi. Gak lama saya sudah masuk alam mimpi.
Kursi Tidur yang tersisa
Kursi Pijat
Saat terbangun dan menoleh ke sebelah, ternyata kursi tidur itu udah kosong, saya buru-buru mengambil barang dan berpindah tempat. Wahh beneran rasanya nyaman banget, selain empuk alat pijet otomatisnya juga benar-benar bikin nyaman. Rasanya pengen tidur di kursi ini sepanjang hari. Lagi menikmati pijetannya sambil mainan hape, di depan saya lewat pelancong yang melirik saya lalu senyum-senyum. Udah kegeeran aja ternyata dia senyum-senyumnya sama kursi tidur sebelah saya yang kosong. Saat memencet-mencet tombolnya sepertinya kursi sebelah rusak, akhirnya dia menyerah dan mau pergi. Hmm karena saya orangnya baik hati dan tidak sombong saya menawarkan tempat saya. Akhirnya saya harus merelakan tempat tidur nyaman itu ke orang tersebut. Setelah ngobrol ngalur-ngidul, to cut the story short inti percakapan kita kalo mas2 ini dari Alaska mau ke Bali dan sudah sering ke Bali sehingga bisa bahasa Indonesia sedikit-sedikit. Dia suka minum kopi Toraja so nitip di bawain kopi Toraja one day. Hahaha semoga bisa menuhin ya kaka.
Taman Anggrek
Butterfly Garden
 Jam 7an saya pamit mau ganti baju sekalian cuci muka karena pengen keliling T3. Setelah cuci-cuci dan cantik lagi saya jalan menuju Taman Kupu-Kupu yang konon katanya ada ratusan kupu-kupu didalamnya. Sebenarnya pengen foto-foto sih sayangnya gak memungkinkan karena gak ada yang bisa fotoin. Jadi hanya bisa mengabadikan dalam memori saja. Di dalam tempat ini ada banyak bunga yang sengaja dipelihara sebagai habitat kupu-kupu tropis. Untuk menghidupkan suasana dibangun air terjun mini juga. Sebenarnya ada 2 lantai tapi karena saya bawa troly jadi gak bisa turun ke bawah dan hanya bisa menikmati dari atas beratus kupu-kupu yang terbang kesana kemari.
Butterfly
 
 


Dari Taman Kupu-Kupu saya menuju ke Movie Theater, ya disini ada bioskop mini yang bisa dinikmati Gratis juga. Film-Film yang tayang juga lumayan baru. Waktu itu film yang sedang tayang adalah Everest, sebenarnya pengen nonton tapi waktunya sudah tidak cukup. Jadi saya langsung meninggalkan T3 dan dengan Skytrain menuju ke T1 menunggu waktu untuk berangkat.
Movie Theater
Spot Internet Gratis
Oh iya kalau waktu menunggu teman-teman cukup lama, sebenarnya bisa ikut free tour yang ditawarkan Bandara Changi ini. Tapi karena hanya ada pada jam-jam tertentu saja dan pendaftaran minimal 1 jam sebelumnya jadi jadi pastikan waktunya sesuai.
Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

footer logo