EKSPLORE JOGJA: The House of Raminten


The house of raminten (sumber: google)
Belum juga istirahat, saya sudah diajak kuliner malam oleh Daniel dan kedua adiknya yang ternyata sama gokilnya. Dari percakapan mereka meskipun saya kurang paham karena basa Jowo-nya asing di telinga, but saya menangkap signal kekompakan dari selera humor mereka, bercanda layaknya seorang teman namun tetap saling menghormati layaknya adik kakak. Melihat mereka jadi kangen sama saudara-saudaraku yang jauh di sana.

Setelah muter-muter mencari tempat makan akhirnya kuliner malam itu diputuskan di tempat dengan judul “The House of Raminten”. Unik kan namanya, ya konon ini merupakan tempat makan wajib di Jogja. Saat masuk ke tempat ini dibagian depan kita di sambut dengan sebuah banner foto seperti wanita yang mengenakan kebaya dan sanggulnya, aroma dupa dan bunyi gamelan langsung tertangkap oleh indera. Btw sosok yang tampak seperti wanita itu sebenarnya adalah seorang pria pemilik tempat makan ini yaitu Hamzah Sulaeman, yang dulu pernah berdandan ala wanita Jawa demi sebuah peran sebagai sosok Raminten.

Semua bangunan terbuat dari kayu, ada 2 (maybe 3) lantai dan posisi duduknya harus lesehan. Karena lantai bawah penuh, kami menuju ke lantai dua dan ternyata di atas juga lumayan padat pengunjung, beruntung masih ada tempat yang kosong. Di beberapa sudut tampak para waiter mengenakan pakain bergaya jawa juga dengan kemben dan sarung batik yang apik menyatu dengan suasana tempat ini.
 
Waiter yang siap melayani anda (sumber: google)
Saat melihat menunya hampir semua masakan Jawa dan ternyata harganya sangat bersahabat di kantong. Gak nyangka tempat seunik ini layaknya restoran mahal bisa memberi harga murah layaknya warung angkringan. Sayangnya saat kami kesana hampir semua menu sudah habis (ya iyalah, ini sudah jam 12 malam broo…), yang tersisa hanyalah bakso dan mie goreng jawa itupun nunggunya harus pake “lama” saking banyaknya pengunjung.
 
Menu-menu dengan harga bersahabat (Sumber: google)
Selesai mengisi perut, kami pun langsung menuju rumah Daniel. Disana ibunya sudah menunggu kami, setelah berkenalan ala kadarnya kami pun disuruh beristirahat sebelum melanjutkan petualangan berikutnya. Yah hari ini, ketika mentari mulai menampakkan wajah, saya akan berpetualang ke tempat impianku dari dulu “Kalibiru”. Tempat ini jadi booming karena pemandangannya yang benar-benar apik. So, jangan berhenti di sini ya, baca kelanjutan kisah petualanganku di kota Pelajar ini. 

Pesan Sponsor:
What’s worth the most can not be exchanged for money

Semua gambar bersumber dari google, karena waktu itu tidak sempat motret.
(12 - 14 JUNI 2015)
Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

footer logo