Siang
gaes, sudah makan? Btw artikel ini merupakan bagian kedua dari trip Duo Toraja
ke Malang. Edisi Balekambang-nya klik --> Duo Toraja Goes To Malang - Balekambang
Sudah
baca? Yok lanjut ya. Dari Balekambang menuju ke Pantai Ngliyep mungkin hanya
membutuhkan waktu 1 jam saja tapi berhubung kami harus bolak-balik berhenti
untuk memastikan arah yang kami tuju sudah benar kami butuh waktu 1 jam lebih. Pantai
Ngliyep ini terletak di desa Kedungsalam, kecamatan Donomulyo. Kalau dari
Balekambang tinggal mengikuti jalan pulang dan mencari jalan menuju ke
Donomulyo.
Pantai
Ngliyep ini ternyata merupakan bagian dari Pantai Pasir Panjang. Jadi dalam satu
lokasi itu terdapat 2 pantai. Pantai Pasir Sepanjang yang memiliki bibir pantai
yang lumayan panjang dan yang kedua adalah Pantai Ngliyep ukurannya lebih kecil
dengan dua buah batu karang di sisi kiri dan kanannya. Sebenarnya di papan penunjuk arah tertulis di tempat ini ada Bukit Cinta Kasih dan Bukit Menthex tapi gak sempat menjelajah kesana. Sebelum masuk ke kawasan
pantai kudu bayar uang retribusi sebesar 11ribu per orangnya.
Saat
kami tiba, ternyata tempat ini sudah lumayan ramai dengan pengunjung. Sedikit
kecewa sih, karena berharap pantai ini merupakan “hidden paradise” tapi
ternyata sudah menjadi tempat wisata umum. Dan apesnya lagi di tempat ini tak
bisa berenang juga. Selain ombaknya yang ganas bahkan lebih ganas dari ombak di
Balekambang, sepanjang pantai juga dipenuhi dengan batu-batu karang sehingga
tidak memungkinkan untuk berenang
Berbeda
dengan Balekambang, tempat ini kurang terurus. Kendaran parkir sembarangan dan
sampah berceceran dimana-mana. Warung-warung yang berjualan masih ala kadarnya,
tampak kumuh, tak serapi dan sebersih di Balekambang. Mari tinggalkan mengenai
fasilitas yang belum sempurna, dan beralih ke pantai yang sempurna.
Jika
dirawat dan diperbaiki pantai ini bisa jadi salah satu primadona di
Malang. Pantai dengan air lautnya yang berwarna biru dengan pasirnya yang putih,
bersih dan berbutir halus, dan juga hutan-hutan hijau yang mengelilinginya
menjadi perpaduan warna yang enak di pandang mata. Di sisi kiri dan kanan tampak
batu karang berukuran raksasa berdiri dengan kokoh, seakan-akan ingin
melindungi pantai ini dari ganasnya ombak pantai selatan.
Mau menghayal? |
Atau Yoga? |
Hanya
karena tidak bisa berenang bukan berarti gak bisa menikmati pantai bukan? Di
sini cukup duduk di tepi pantai beralaskan pasir putihnya yang halus, memandang
ke laut melihat dan mendengarkan nyanyian ombak yang berulang kali mencoba
menyentuh bibir pantai sudah lebih dari cukup untuk merayakan hari libur. Ke
pantai bukan melulu soal senang-senang, teriak sanateriak sini dan tertawa
terbahak-bahak. Kadang kita perlu untuk tinggal diam dan tenang, memberi waktu
untuk diri kita membersihkan pikiran dari hal-hal yang gak penting sebelum
kembali ke kota mejalani rutinitas dengan segala kepenatnnya. Bukankah salah
satu tujuan liburan ya untuk me-restart ulang pikiran agar bisa berjalan dengan
maksimal lagi??
QUOTES
Dalam setiap
perenungan, Tuhan secara tidak langsung membukakan pikiran dan jalan buntu itu.