Vimanmek Mansion dan Anantha Sakhom Throne Hall: Bangkok Hari-3

Vimanmek Mansion

Hari terakhir, ahh sedihnya rasanya masih pengen di tempat ini. Setelah packing barang dan check out, kami lalu menitipkan barang di resepsionis karena gak mungkin nenteng koper kesan kemari. Sebenarnya rada ragu mau ke Vimanmek atau gak usah aja karena transportasi kesana rada njlimet tapi pada akhinya berangkat juga dengan naik taxi. Dan ini keputusan yang saya syukuri di kemudian hari karena tempat ini beneran wajib didatangin.

Setelah melewati beberapa pemeriksaan kami sampai dihalaman bangunan ini. Dari luar tampak begitu megah karena memang merupakan bangunan terbesar didunia yang terbuat dari kayu jati emas tanpa menggunakan paku sama sekali. Ini merupakan museum yang sengaja dibuat untuk memberikan penghormatan kepada raja-raja dahulu. Semua benda-benda yang dulu mereka gunakan ada di dalam bangunan ini.

Vimanmek dari atas (Sumber: Google)
Vimanmek Mansion
Agar bisa masuk ketempat ini kita juga harus menggunakan pakaian yang sopan, gak ada tempat untuk yang buka-bukaan so watch your dress! Selain pakaian sopan, semua barang juga harus dititipkan di loker yang disewakan. Tapi tenang saja karena lokernya terkunci jadi aman untuk menaruh semua barang. Bukan hanya tas yang dititipkan tapi termasuk kamera, topi dan peralatan yang lain. Karena memang dilarang untuk memotret di area ini jadi cukup menyimpannya dalam memory masing-masing.

Sebelum menaiki tangga menuju bagian dalam bangunan, kita harus melepaskan alas kaki di tempat yang sudah disediakan. Saat melewati pintu ada petugas wanita yang menyapa para pengunjung dengan ramah sambil memeriksa badan pengunjung jangan sampai ada kamera atau barang lain yang disembunyikan.
 
Perabotan didalam vimanmek (Sumber: Google)

Bagian dalam vimanmek (Sumber: Google)

Memasuki bangunan ini serasa berada di dalam sebuah rumah mewah. Semua perabotan dan peralatan ada di tempatnya masing-masing. Yang patut diacungin jempol adalah tak tampak debu yang mengotorin bangunan ini, nampaknya benar-benar dirawat sedemikian rupa. Lebih enak lagi klo ada guide yang bisa menjelaskan setiap ruangannya. Di setiap sudut tampak petugas-petugas berseragam yang mengawasi para pengunjung jangan sampai ada yang menyentuh barang atau melanggar aturan yang lain. Karena memang ada ruangan-rungan tertentu yang tidak boleh dimasukin dan hanya diberi pembatas berupa tali agar pengunjung masih bisa mengamati dari luar.

Vimanmek dari belakang
Selesai mengelilingi Vimanmek Mansion, kami lalu bergegas menuju ke Anantha Sakhom yang terletak di Kompleks Dusit Palace. Sebelum masuk ketempat ini kita lagi-lagi harus menyimpan barang di loker yang ukurannya tidak terlalu besar tapi gratis. Setelah berjalan beberapa meter dari kejauhan tampak bangunan ini berdiri begitu megahnya dibawah langit biru membuat setiap mata yang memandang akan berdecak kagum. Katanya sih untuk membangun gedung ini pengrajinnya didatangkan dari Italia untuk memperkuat gaya Renaissance dari bangunan ini.
  
Anantha Sakhom

Anantha Sakhom

Dari luar aja udah tampak megah seperti itu apalagi isinya didalam. Seandainya bisa masuk kedalam pasti nuansa kerajaan bakalan semakin terasa. Sayang waktu saya udah gak cukup, jadinya hanya bisa mengaguminya dari luar sambil menatap iri melihat orang-orang lalu lalang di depan gedung putih itu. Karena panas yang begitu menyengat kami melipir ke sebuah bangunan yang ada ACnya untuk mengademkan badan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan pulang. Tempat ini hanya buka Selasa – Minggu, setiap hari Senin dan Libur Nasional Tutup selain itu jangan lupa tetep pakai baju yang sopan aja karena kalo gak kita harus beli kain bukan sewa.

Dari Anantha Sakhom kami langsung balik ke hotel lalu mengambil barang yang dititipkan di resepsionis. Tapi sebelumnya mampir di Terminal21 karena stasiun tempat kami berhenti nyambung dengan jalan menuju ke mall tersebut. Yang unik dari Terminal21 ini adalah setiap lantai dekorasi dan toiletnya bertemakan beberapa Negara seperti London, Paris, San Fransisco, Tokyo, dan Istambul. Setelah puas mengelilingi dan termasuk memeriksa toiletnya (maaf rada katro) kami lalu memasuki salah satu restoran untuk makan siang sebelum menuju hotel.
 
Welcome to London (Toilet)

Terminal 21

Welcome to San Fransisco

Setelah berjalan kaki dan sampi di hotel kami langsung mengambil barang yang tadi dititipkan. Karena jalanan lagi macet dan harus ngejar jadwal bus yang akan di tumpangi bubun Arie balik ke Kamboja kami akhirnya memilih naik ojek yang dipesan secara online kalo di Indonesia kayak Go-jek gitu. Dengan bantuan resepsonis kami dipesankan 2 buah motor yang membawa kami menuju ke daerah Pratunam lagi karena deket dengan tempat bus. Setelah Bubun Arie meninggalkan saya, saya langsung masuk ke Paltinum mall menjelajahi beberapa lorong. Memang baju-baju disini dijual dengan harga yang lumayan murah dibandingkan dengan di Indonesia. Kalo saja gak ingat kalo saya gak pakai bagasi, mungkin udah kalap beli ini dan itu.

Selesai jelajahin Platinum meskipun gak semuanya, saya lalu keluar dan menyeberang ke Pratunam. Rasanya gak afdol aja kalo gak menjejakkan kaki ditempat ini. Sekalian mau cari baju titipan Si Onty dan Mom Cio (baca: kakak). Tapi mungkin karena kesorean jadi kebanyakan pedagangnya udah pada siap-siap tutup. Lagipula lorong-lorongnya dipenuhi oleh orang-orang yang masih berebutan membeli barang sehingga rada susah untuk berjalan. Setelah barang yang saya cari ketemu, saya lalu keluar dari Pratunam dan bertanya ke beberapa orang cara menuju ke Bandara. Setelah melewati beberapa orang yang gak bisa bantu karena gak bisa bahasa Inggris akhirnya saya ketemu petugas yang bisa memberitahu. Saya disarankan untuk memakai ojek saja ke Stasiun tempat Skytrain menuju bandara. Setelah tawar menawar dengan bahasa tarsan, akhirnya ongkosnya kita sepakatin dan ojek itu membawa saya menuju ke Stasiun ARL.



“Hidup itu bukan perjuangan tapi perjalanan. melangkahlah kemanapun kau mau tapi ingat cepat atau lambat kita semua akan bertemu ditempat yang sama.”



Chao Praya, Grand Palace, Wat Pho, Asiatique : Bangkok Hari 2




Kalo hari-1 waktu abis buat ngulilingin shopping area, hari kedua ini diabisin blusukan ke objek wisata sekitar Chao Praya River yang terkenal di Bangkok. Cara ketempat ini kurang hapal sih, tapi yang pasti kita harus menuju ke BTS Saphan Taksin, so darimana pun keberangkatan kalian ingat untuk menuju ke Saphan Taksin.  Nanti akan keliatan sungai yang dipenuhi oleh perahu. Nah pas nyampe sini kudu jeli memilih perahu. Karena beda bendera akan beda harganya.

Mimpi yang Jadi Nyata: Bangkok Hari 1





Sekian lama bermimpi bisa ke Negara ini akhirnya hari ini 24 April 2016 berhasil juga menjejakkan kaki di "kota malaikat" ini. Pesawat Jetstar membawa saya mendarat di Bandara Suvarnabhumi sekitar jam 9, setelah mengisi form imigrasi dan melewati pemeriksaan dengan sedikit hambatan karena saya rada susah nangkap omongan petugasnya yang berbahasa Inggris dengan aksen Thai. Saya segera mencari counter yang konon katanya memberikan simcard gratis untuk tourist.
Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

footer logo