Hey gaes dan para pejuang visa WHV, I am back
again with another story dan semoga bisa bermanfaat buat yang baru mau ikutan
WHV. Technically saya sudah 24 hari di negeri Kanguru ini tapi baru sempat
nulis lagi soal WHV sekarang. Why? Hahaha ada banyak alasan, pertama lagi sibuk
nulis soal trip ke Korea, karena takut kelupaan. Kedua lagi menikmati waktu
luang sebagai jobseeker alias pengangguran, jadi masih seneng malas-malasan dan
gak ada mood untuk nulis, dan ketiga selama beberapa hari kemarin sibuk sebar
CV kesana kemari. Nah berhubung sekarang sudah mulai dapat job dikit-dikit dan udah
ada pemasukan buat bayar rent dan biaya hidup disini. So, bisa lebih rileks
lagi dan akhirnya mood untuk nulis balik lagi.
Oke sesuai judul dibagian ini saya hanya mau
share soal pengalaman saya selama dalam proses persiapan sebelum ke Australia.
Karena gak bisa disangkal banyak banget yang tanya soal budget, apa aja yang
harus dan gak harus dibawa dan gimana cara packing barang untuk masa tinggal
setahun. Sebenarnya saya gak terlalu banyak persiapan sih sebelum berangkat,
karena sibuk banget ngurus tripku ke Korea yang hanya terpaut 3 hari dengan
keberangkatan ke Australia. Oke kita bahas satu-satu ya.
1.
Mau ke kota
mana
Nah sebelum mempersiapkan yang lain tentunya
yang pertama harus ditentukan adalah kita mau ke kota mana. Karena ke kota mana
kita nantinya akan menentukan berapa banyak budget yang harus kita siapkan dan perlengkapan
apa aja yang harus kita bawa. Pertama kali tahu WHV saya sudah langsung memilih
kota Melbourne. Tapi seiring perkembangan berita ternyata second year udah
berlaku untuk visa 462 tapi syaratnya harus kerja di bagian North dari
Australia, which is Melbourne gak masuk North jadi terpaksa ngubah itinerary
lagi.
Daerah di North yang popular di kalangan anak
WHV untuk saat ini adalah Darwin, Cairns dan Katherine. Dari ketiga tempat
tersebut saya gak tahu apa-apa karena emang gak pernah terpikir untuk kebagian
North, tapi demi second year saya akhirnya memutuskan untuk memilih Darwin
sebagai kota pertama. Why? Alasan pertama karena anak WHV pada kesana, tapi
alasan ini juga yang bikin agak susah dapat kerja karena di Darwin sudah
kebanyakan orang. Jalan kesana ketemu orang Indonesia, kesini ada orang
Indonesia, dimana-mana ada orang Indonesia. Alasan kedua karena isunya rate
gaji di Darwin lumayan besar dibandingkan Sydney atau Melbourne. Alasan
berikutnya yang gak kalah penting yaitu tiket ke Darwin murah hanya 600rban
pakai Air Asia.
Jadi buat teman-teman yang masih persiapan, sebelum berangkat pikirkan matang-matang mau
ke kota apa. Kalo memang mau ngejar second year sebaiknya prioritaskan ke North
dulu, gak papa bersusah-susah dahulu tapi bersenang-senang kemudian. Takutnya
kalo udah ke kota besarnya (Sydney atau Melbourne) dulu kadung senang disana
udah males ke North.
2.
Budget
Setelah tahu
mau ke kota mana maka kita mulai menyusun budget. Berapa banyak duit yang harus saya bawa ke
Aussie biar gak bambung di negara orang? Setelah riset sana-sini dan nanyak ke
senior-senior WHV sebelumnya jawabannya bervariasi. Ada yang bonek (bondo
nekat) hanya bawa 300AUD ada juga yang bawa sampai 5.000 AUD persis seperti
syarat pengajuan WHV.
Nah
berhubung saya modal pas-pasan (apalagi duitnya terkuras pas di Korea) tapi
juga gak mau ngambil resiko jadi saya mengambil jalan tengah “yang
sedang-sedang (mepet ke minim) saja yang penting gak kelaparan”. Saya memilih
membawa uang 1.000 AUD saja untuk sebulan. Dengan perhitungan untuk rent
seminggu 120 x 4 minggu ditambah bond money 2 minggu 240 totalnya 720. Sisanya
harus cukup untuk makan di Darwin selama 1 bulan. Tapi saya berharap sih paling
lama 2 minggu aja nganggur jadi setidaknya masih ada tabungan.
Nah kalo
udah tau berapa banyak duit yang ingin ditukar, jangan lupa nukar ke AUDnya di
cicil aja. Jangan kayak saya waktu itu sekitar 3 bulan sebelum keberangkatan
AUD masih 9800an tapi berharap bisa turun lagi jadi gak nuker-buker, eh malah
dekat-dekat keberangkatan jadi 10.200 lebih. So better tukernya dicicil saja.
3.
Apa aja yang
harus dibawah
Berdasarkan hasil survey dan baca sana-sini
ada beberapa hal yang sama dan wajib dibawa seperti pakaian terutama yang
berwarna hitam untuk kerja, sepatu hitam dan sandal, obat-obatan pribadi, alat
make-up dan mandi, colokan internasional, kamera dan passport.
Sebenarnya tergantung dari masing-masing
orang juga sih, buat kalian yang suka pindah-pindah tempat sebaiknya bawa
barang seminim mungkin, tapi berhubung saya berencana di Darwin 1 tahun dan
hitungannya emang pindah tempat tinggal (karena di Surabaya hanya kost) jadi
bawaan saya lumayan banyak sampai 35 kg (1 koper 28 Inch, 1 koper 20 Inch dan
hand Carry). Selain itu saya memang berusaha mengeluarkan uang seminim mungkin
untuk bulan pertama di Australia jadi segala macam kebutuhan saya stock untuk 1
bulan dan itu yang bikin bagasi saya agak berat.
Jadi selain barang-barang umum diatas yang
pastinya wajib dibawa saya juga bawa krim dokterku untuk setahun, pembalut buat
beberapa bulan karena disini pembalut mahal banget, sarung dan seprei (sampai
sini belum dipakai karena sudah ada seprei di kamar), untuk toiletries dan
detergent saya bawa cukup untuk 2 bulanan dengan pertimbangan udah pasti dapat
kerja jadi beli disni aja, beberapa makanan instant untuk minggu pertama di
Darwin, botol minum dan tempat makan untuk bekal dan yang gak kalah penting
print CV. Waktu itu saya bawa hanya 20an aja dan sangat kurang. Disini print
perlembar sekitar 2000 itu pun hanya hitam putih doang. Contoh CV bisa di baca disini (Contoh CV untuk WHV)
Nah buat teman-teman yang punya dana lebih
ada baiknya bawa barang yang perlu aja yang benar-benar susah ditemukan. Karena untuk
barang-barang umum disini memang mahal tapi kalo lagi promo bisa lebih murah
juga. Bahkan untuk lihat pebandingannya teman-teman bisa cek online di website
Coles dan Woolworths.
4.
Tempat
Tinggal
Nah tempat tinggal juga hal yang penting dan
idealnya kita sudah dapat sebelum sampai Darwin, jadi gak perlu ngeluarin duit
buat bayar Hostel yang harganya hampir sama kayak hotel bintang 3 di Indonesia.
Kecuali kalo teman-teman mau couchsurfing atau jadi aupair beda lagi ceritanya.
Tapi berdasarkan pengalaman kadang landlord disini gak mau kalo kita pesannya
jauh-jauh hari karena mereka gak mau rugi. Jadi kemungkinan besar baru bisa
kontak landlord seminggu sebelum kedatangan. Berdasarkan pengalamanku, ada
landlord yang H-2 baru ngabarin kalo kamarnya udah full karena hari itu ada
yang nyewa, jadi terpaksa saya harus nyari sana-sini lagi. Beruntung waktu itu
di group ada beberapa teman yang ngasih kontak landlord/landlady jadi bisa saya
kontak dan langsung dapat hari itu juga plus dapet jemputan gratis di bandara.
Lumayan bisa saving duit taxi karena saya landing jam 5an dan belum ada bus.
5.
Packing
Nah ini bagian persiapan paling akhir tapi
paling susah dan ribet buat saya. Apalagi waktu itu sepulang dari Korea saya
hanya punya waktu 2 hari untuk packing. Bingung banget gimana cara memasukan
barang-barang saya selama 1 tahun kedalam 2 koper plus 1 handcarry. Walhasil
hari H sebelum keberangkatan baru selesai semua packingan saya. Pada akhirnya
ada beberapa barang yang saya tinggalkan karena sudah gak muat lagi. Beberapa
baju saya tinggalkan seperti baju-baju tebal yang sekiranya tidak akan terpakai
di Darwin karena mostly Darwin mirip banget kayak Indonesia.
Setelah semua persiapan selesai, tinggal
geret koper ke Bandara aja. Selanjutnya tinggal mikir apa yang harus saya
lakukan di hari pertama saya di Australia nanti, sambil harap-harap cemas
kira-kira ada pengalaman surprise apa di kota dan Negara yang berbeda jauh dari
Indonesia. Kira-kira dengan English yang pas-pasan saya bisa survive gak?
Let’s see di part selanjutnya ya…..
TIPS BONUS!!!!
Salah satu persiapan yang gak kalah penting
adalah menambah skill dan mencari
koneksi.
WHy?
Karena berdasarkan pengalaman setelah saya
sampai disini kalo kamu punya skill misalnya bisa bawa forklift, chef, bartender
atau barista kamu bakalan punya kesempatan lebih besar untuk segera dapat
pekerjaan. Karena lowongan untuk posisi tersebut banyak banget bertebaran
sana-sini. Jadi sebaiknya selagi di Indonesia coba ikutan kursus singkatnya
barista. Percayalah meskipun kursus di Indonesia mahal, tapi kursus disini jauh
lebih mahal.
Kalo untuk koneksi ini penting banget karena
kebanyakan orang-orang disini dapat kerjaan berdasarkan rekomendasi teman
sendiri. Jadi sebaiknya perbanyak koneksi dengan anak-anak WHV yang udah ada
disini lebih dulu. Contoh nyatanya adalah saya sendiri. Dari 2 pekerjaan yang
sedang saya jalanin sekarang semua itu karena rekomendasi dari teman-teman yang
sudah lebih dulu bekerja disana. Meskipun memang tidak selalu begitu, tapi
tidak ada salahnya menambah teman dan kenalan barukan….
Oh iya kalo bisa bawa mobil juga lebih bagus
karena ada banyak pekerjaan yang mempersyaratkan punya driver license. Jadi better
uruslah SIM Internasional dari Indonesia.
Life begins at the end of your comfort zone