Akhir-akhir ini pengguna Instagram
khususnya pecinta tempat wisata sedang dihebohkan dengan penemuan pantai yang
tampak begitu indah di foto. Pantai dengan karang-karang yang berwarna hijau dan
membentuk kolam renang alami yang bisa dijadikan tempat untuk berenang. Kedung
Tumpang, begitu warga menyebutnya merupakan pantai (sebenarnya tidak cocok
disebut pantai) yang terletak di Desa Pucanglaban, Tulungagung. Di dorong oleh
rasa penasaran pengen melihat dengan mata kepala sendiri, akhirnya setelah
dapat tawaran teman kesana, saya langsung meng-iyakan. Sayangnya, beberapa hari
sebelum keberangkatan, teman tersebut membatalkan dengan alasan tak jelas.
Tapi bukan Merlin kalo mudah menyerah,
bukan Merlin kalo gak ngotot sama apa yang sudah diinginkan. Akhirnya dengan
modal nekat saya mulai search di FB sapa tau ada teman-teman yang akan kesana.
Sebenarnya ada beberapa grup dari teman Jatim Backpacker yang akan kesana.
Setelah kontak-kontakan akhirnya saya sampai pada kesimpulan ikut rombongan
satu orang yang kebetulan asli Tulungagung.
H-2 semua rencana berubah, karena
ternyata teman dari LMP (baca: Mas Andre) ada yang sudah pernah kesana dan akan
kesana lagi. So, saya menginfokan ke teman JB akan berangkat sendiri. Jadilah
trip kali ini digawangi oleh Mas Andre. Rencana awal kami akan berangkat jam 9
malam, namun karena ada kendala akhirnya kami baru berangkat sekitar jam
setengah 12 dengan 6 motor.
Perjalanan cukup lancar hingga ditengah
jalan kami di salip oleh rombongan touring yang sedikit ngawur, tak berapa lama
di depan kami tiba-tiba macet. Ternyata ada kecelakan, seorang bapak bersama
istrinya terbaring di aspal bersama sepeda motor. Beberapa orang segera
menolong, sang ibu tampak masih sadar dan bisa berjalan sendiri tapi sang bapak
harus digotong keluar dari jalanan. Setelah kejadian itu kami memutuskan untuk
melaju dengan kecepatan normal aja. Istilahnya gas tipis-tipis aja, biar lambat
asal selamat.
Alun-Alun Kota Kediri |
Perlu di perhatikan, karena ini objek
wisata yang baru, maka jangan membayangkan akses yang mudah. Perjalanan kesana
cukup rumit karena harus naik turun bukit dengan kondisi jalan tanah
berdebu dan cukup terjal ditambah lagi kiri kanan adalah jurang. Jika mengendarai
kendaraan roda dua sebaiknya ekstra hati-hati dan jaga jarak dengan kendaraan
yang lain. Kami tiba di parkiran sekitar jam 5 subuh, di sana sudah ada
beberapa motor dan juga beberapa tenda dari pengunjung yang mungkin datang
sehari sebelumnya. Pertama kali yang kami cari adalah toilet, tapi karena
disini tak ada rumah warga sama sekali maka yang ada hanya toilet ala kadarnya,
sebuah semak yang ditutupi dengan karung putih seadanyaa, no water, plus bonus
bau pesing.
Tali yang membantu turun ke bawah |
Saat mulai terang kami langsung capcus menuju ke Kedung Tumpang, selagi belum ramai dengan
orang-orang. Untuk bisa sampai ke Kedung Tumpang, dari parkiran masih harus
berjalan sekitar 30 menit dengan menuruni tebing yang sedikit terjal dan hanya di bantu
dengan seutas tali. Karena itu saran saya sebaiknya ketempat ini gunakan sepatu atau sendal yang pantas. Jangan sampai salah kostum seperti pakai "highheels" atau "rok span".
Penampakan Kedung Tumpang di pagi hari |
Hijau lumut yang menutupi karang |
Masih bisa berenang karena ombak belum besar |
Sesampainya dibawah hanya ada beberapa
orang, dan mata saya langsung menangkap kolam alami yang di agung-agungkan
selama ini di Instagram. Sayangnya apa yang di depan mata tidak seindah dengan
yang di lihat di foto. Mungkin karena langit yang saat itu masih mendung
sehingga warna air di laut lepas tampak pucat tak berwarna biru. Atau memang tertipu sama hebatnya editan kamera jaman sekarang. Wht everlah, but we try to
enjoy it. Sudah berjuang jauh-jauh kesini, sayang juga jika tidak
dinikmati.Beberapa teman langsung melepas pakaian dan berenang bebas di kolam
renang alami itu. Ya, bagi mereka yang pintar berenang tempat ini akan sangat
menyenangkan.
My Travelmate "Evi' |
Bahaya!!! Ombak bisa datang sewaktu-waktu |
Because "Two is better than One" |
Itu ombaknya. ini belum seberapa kaka ^_^ |
Datang ke tempat ini jangan berharap
akan menemukan pasir putih seperti pantai-pantai pada umumnya ya. Karenanya
mungkin Kedung Tumpang ini lebih cocok disebut tebing karang. Ya, karena sejauh
mata memandang yang ada hanya rangkaian karang yang memiliki lubang-lubang
alami dibeberapa tempat, yang kemudian menjadi kolam renang alami. Saat kami
kesana ombaknya belum terlalu besar, tapi konon katanya di siang hari ombak
Pantai Selatan bisa dengan tiba-tiba datang menyapu bersih semua yang ada di
lubang-lubang karang tersebut.Karena itu bagi teman-teman yang ingin berenang
di tempat ini perlu berhati-hati.
Rame.... rame... rame... |
Semakin terang, tempat ini semakin ramai
oleh pengunjung, sehingga sudah tak menyenangkan lagi untuk dinikmati.Kami pun
memutuskan untuk berjalan menyusuri jalan pulang yang berbeda arah dengan jalan
yang tadi kami lewati saat berangkat. Saat berjalan pulang inilah, saya shock
melihat kumpulan orang-orang di sisi timur dari Kedung Tumpang yang tampak seperti semut yang mengerubuni
gula. Maka tak heran saat saya memposting foto Kedung Tumpang ini yang tercetus
dalam pikiran saya adalah Pasar Pantai.Karena berada di Kedung Tumpang saat itu
berasa sedang berada di pasar, penuh dengan orang-orang dan bising dengan
teriak-teriakan.
Pemandangan laut lepas dari atas parkiran |
Yuhu, itu berpuluh-puluh motor pengunjung "Pasar pantai" |
Sehabis dari tempat ini saya dalam hati
berbisik cukup sekali saja melihat tempat ini. Bukan karena tempatnya jelek,
bukan… Tempat disini lumayan indah dengan hempasan ombak yang amazing besarnya,
tapi terlalu ramai untuk dikunjungi, sehingga sedikit kurang menikmati. Bagi
pecinta renang, mungkin bisa mencoba sensasi berenang di kolam alami ini dan
semoga bisa menikmati.
Quotes:
TAK PERLU KESEMPURNAAN UNTUK
BERBAHAGIA
KARENA BAHAGIA SESUNGGUHNYA ADALAH
KETIKA KAMU MELIHAT APAPUN SECARA SEMPURNA