Pantai Tanjung Bira - Bulukumba (Hari-1)




Finally setelah berminggu-minggu (rasa berabad-abad) hanya stay di rumah saya bisa melakukan short escaped juga ke kampung tetangga, Bira - Bulukumba. Seperti yang sudah banyak beredar di media sosial pantai-pantai di Bira ini merupakan "salah satu" yang terbaik di Sulawesi Selatan. Jadi kalo sudah jalan-jalan sampai Sul-Sel sebaiknya Bira menjadi salah satu destinasi wajib kalian.

Saya sendiri yang merupakan warga Sul-Sel baru sekarang bisa menjejakkan kaki di kota ini karena biasanya kalo pulang kampung langsung menuju Toraja. Makassar hanya sebagai tempat persinggahan saja. Tapi berhubung kali ini saya memiliki waktu yang panjang untuk stay dan punya teman trip (aka Evi dan Opik) jadilah trip ini bisa terealisasi.

Singkat cerita kami ngumpul di kost Opik di Makassar sebelum memulai trip kami. Setelah searching dan tanya sana-sini akhirnya kami memutuskan untuk memakai publik transportasi dari Makassar menuju Bira. Sebenarnya sempat berencana menyewa mobil tapi berhubung harganya lumayan mahal jadilah kami memutuskan menggunakan bus saja. Kalo kalian melakukan trip lebih dari 4 orang ada baiknya kalian menyewa mobil saja karena ongkosnya bisa di share dan akan mempermudah untuk mengeksplore. Untuk menyewa mobil sendiri harganya bervariasi sekitar 500-900 ribu tergantung pintar-pintarnya kalian menawar.


Untuk publik transportasi pun sebenarnya ada 2 pilihan bisa pakai bus atau naik mobil panther (mobil kecil). Untuk bus harga per seatnya 100 ribu (kalo dibeberapa referensi blog mereka hanya membayar 80ribu, tapi mungkin karena saat kami kesana mendekati libur lebaran jadi tidak bisa ditawar). Sementara untuk mobil kecil harganya sekitar 150ribu. Tapi dari awal kami memang memilih untuk pakai bus karena menurut beberapa referensi jika memakai mobil kecil biasanya berangkatnya sangat telat karena menunggu penumpang lain mengisi mobil hingga penuh. Beda halnya dengan bus yang sudah pasti berangkat jam 9 pagi karena mereka harus mengejar kapal penyeberangan menuju selayar.

Perjalanan dimulai dari BTP kami memesan grab menuju ke Terminal Malangkeri yang membutuhkan waktu sekitar 45 menitan. Sesampai disana sudah tampak beberapa bus dan mobil kecil yang terparkir menanti penumpang. Seperti gambaran terminal pada umumnya para pedagang asongan dan para calo langsung datang mendekati menawarkan bus mereka. Karena memang dari awal kami mau pakai bus jadi kami langsung memilih bus Sejahtera dengan harga 100ribu.

Perjalanan dari Makassar menuju Bira ternyata cukup lama juga sekitar 5-7 jam. Kalo kata si Evi perjalannya hampir sama dengan perjalanan pulang kampung ke Toraja. Jadi jangan lupa bawa camilan untuk mengganjal perut dan buku atau bantal untuk menemani perjalanan kalian. Mungkin sebenarnya bus akan berhenti untuk beristirahat di sebuah warung makan tapi berhubung saat kami kesana lagi puasa jadi bus hanya berhenti di sebuah masjid memberi kesempatan untuk umat muslim jumatan.

Jam menunjukkan pukul 3 lewat ketika kami tiba di pelabuhan Bira. Kesibukan ditempat ini tampak jelas dari lalu-lalang kendaraan yang tidak pernah berhenti. Dikejauhan tampak kapal-kapal besar yang sedang melakukan proses bongkar muat. Langit yang tampak biru senada dengan warna biru laut membuat saya berdecak kagum. Finally beach... Dari tempat ini aroma-aroma pantai sudah tercium mengisyaratkan petualangan akan segera dimulai. Rasa bosan dan lelah karena perjalanan panjang tergantikan sudah dengan rasa antusias memulai penjelajahan.



Setelah membeli beberapa makanan dan es pisang ijo (es pisang ijonya enak gaes, kudu nyoba) kami menunggu dijemput pengurus penginapan WoyWOy Sunrise tempat kami menginap. Tak lama tampak 3 ibu-ibu mengendarai motor datang ke arah kami ah... rupanya itu mereka. Kami pun menaiki satu per satu motor tersebut yang membwa kami menuju Woywoy. Jaraknya sebenarnya tidak jauh tapi kalo dipakai jalan kaki lumayan juga, beruntunglah kami dapat jemputan gratis.

Sesampai dipenginapan rupanya hanya ada kami yang akan menginap di tempat itu. Tidak heran sih karena pas puasaan jadi orang-orang masih ada stay di rumah. Wah serasa milik sendiri, jadinya semua fasilitas yang ada bisa dinikmati sesuka hati. Oh iya Woywoy Sunrise ini sebenarnya ada 2 bangunan bangunan pertama ala-ala Santorini dengan tembok putihnya dan yang kedua ala-ala Brighton Beach Melbourne dengan bangunan kayu berwarna-warni.

Kami memesan penginapan dibangunan kedua selain karena murah tempat ini fotoable banget dengan berbagai fasilitas warna-warni yang jadi cobaan karena bikin betah untuk stay di penginapan saja. Fasilitas kamarnya memang sederhana hanya berisikan sebuah tempat tidur dan 2 buah handuk plus toilet sekaligus kamar mandi di bagian belakangnya. Untuk harga 360 per malamnya tempat ini terbilang lumayan murah apalagi sudah plus sarapan.

Setelah berleha-leha sejenak kami lalu meminta tolong ibu pengurus penginapan untuk membantu mencarikan motor yang bisa dirental. Per motornya dikenai biaya 80ribu per hari. Setelah kunci motor di tangan kami segera melaju dijalanan menuju ke Pantai Bira yang kebetulan letaknya tidak jauh dari tempat kami menginap. Yes... kami ingin berburu sunset disini.


Biaya perorang 15 ribu dan parkiran motor 5 ribu jadi total duit yang kami keluarkan adalah 50ribu. Sebenarnya ada banyak tempat yang bisa di eksplore di tempat ini tapi karena kami datangnya kesorean jadi kami memilih berlama-lama di pantai Bira ini menikmati sunset sambil foto-foto. Yang paling saya sukai dari pantai ini adalah pasirnya yang putih dan sangat lembut bak tepung. Tidak heran jika orang menyebut tempat ini Pantai Pasir Putih.  Selain itu airnya juga sangat jernih memantulkan biru laut dengan riak ombak yang tidak begitu besar bikin ngiler pengen segera nyemplung.


Oh iya buat teman-teman yang ke tempat ini kalo tidak mau rugi sebaiknya datang dari pagi karena dari Pantai Bira ini kalo kalian berencana untuk snorkling kalian bisa menyeberang ke pulau sebelahnya bisa di Pulau Kambing atau Pulau Liukang. Untuk ke Pulau tersebut kalian harus menyewa speedboat atau banana boat yang oleh warga disana diberi patokan harga 350 untuk ke Pulau Liukang dan 500 untuk ke Pulau Kambing tapi kalo kalian mau keduanya diberi harga 700ribu. Sebenarnya mungkin harga ini masih bisa di tawar jadi silakan coba bernegosiasi dengan pemilik kapal kalau kalian kesana.



Selain menikmati pantai ada banyak spot yang cakep untuk dijadikan tempat foto-foto salah satu referensi dari Paman Ewink (@ewink_ali) kalian bisa ke d'Perahu Resto atau Hakuna Matata Resort yang memberikan pemandangan pantai Bira dari ketinggian. Tapi berhubung kami datangnya kesorean jadi kami memilih menimati pantai Bira sepuasnya hingga hari gelap. 

Sekian kisah untuk hari ini besok di lanjut lagi di hari ke-2 ya gaes...
Good Night, Good People.

Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

footer logo