Setelah
cukup lama gak nge-trip bareng teman-teman LMP (Laskar merah Putih) akhirnya
kesempatan itu datang juga. Kali ini teman-teman mengajak ke salah satu pantai
di Malang Selatan yang masih termasuk hidden paradise yaitu Pantai Pulo Doro. Pantai
Pulo Doro terletak di desa Banjarejo, kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang.
Untuk menuju tempat ini cukup mengikuti papan penunjuk jalan menuju ke
Kepanjen, arah ke Pagak sampai ketemu pertigaan yang ada tulisan kekanan arah
Pantai Ngliyep, ambil jalan yang lurus menuju ke Banjarejo.
Teman sepermainan |
Memasuki
daerah Banjarejo, jalanan mulai berlubang-lubang bahkan lebih jauh kedalam
sudah tak ada aspal yang ada hanya jalan makadam yang benar-benar parah. Kalo
yang bawa motor gak ahli, wah gak bisa bayangin apa yang akan terjadi. So, buat
teman-teman yang mau kesini sebaiknya pastikan motor dan joki dalam keadaan fit
sehingga tidak menyusahkan di jalan. Oh iya mungkin yang mau bawa roda empat
bisa juga sih tapi ya gitu harus rela segera masuk bengkel setelah dari sana.
Saat
kami tiba sudah larut malam, tapi si bapak penjaga pantai masih tak terlelap,
tak mengijinkan kami masuk secara gratis hahaa… Setelah membayar retribusi kami
melanjutkan perjalanan menuju ke pantai Mbantol. Disanalah kami memarkirkan
motor sebelum tracking menuju ke Pantai Pulo Doro. Sebenarnya beberapa teman
sudah ingin camping di pantai ini saja, tapi karena dari awal planningnya di
Pulo Doro maka kami tetap melanjutkan perjalanan meski dengan mata super
ngantuk.
Untuk
sampai ke PuloDoro oleh penjaga pantai kami diberitahu harus menyusuri tepian
karang. Tapi karena sangat gelap sehingga kami tak menemukan jalan yang
dimaksud. Akhirnya kami memilih menyusuri hutan-hutan di belakang pantai.
Sedikti gelap dan seram, tapi beruntung ada cahaya bulan yang menerangi
perjalanan kami. Tak ada yang tahu pantai Pulo Doro yang mana, karenanya kami
mengikuti insting saja. Setelah berjalan sekitar 15 menitan kami tiba di sebuah
pesisir pantai, yang kami anggap Pulo Doro. Setelah menemukan daerah yang tepat
untuk mendirikan tenda, teman-teman segera membongkar isi carrier. Saat
mendirikan tenda inilah, tiba-tiba seorang teman nyletuk kalo ternyata pantai
tempat kami sekarang bukan Pulo Doro tapi Kedung Celeng. Sempat berpikir untuk
pindah, tapi karena tenda sudah terlanjur berdiri akhirnya kami tetap menginap
di pantai Kedung Celeng ini.
Teman-Teman LMP |
Setelah
tenda selesai, beberapa teman memasak makanan penghalau lapar karena perjalanan
yang lumayan jauh. Hanya ada kopi, mie instan dan beberapa snack, tapi karena
dinikmati di tempat yang tak biasa, makan sederhana pun jadi spesial rasanya.
Bisa bayangin makan malam di cahaya yang remang-remang karena hanya disinari
cahaya lampu senter plus cahaya bulan dan bonus nyanyian ombak di pantai. Hmmm
bisa jadi ini bagian kecil dari surga dunia. Berbagi bersama, tertawa dan
bercanda bersama dalam sebuah kesederhanaan kebersamaan dan yang penting no
gadget. Perut kenyang hati senang, waktunya tidur memulihkan tenaga sebelum
berburu sunrise besok pagi.
Saya
terbangun ketika merasakan dingin yang menusuk di telapak kaki, ah rupanya
sleeping bag yang kujadikan alas telah bergeser posisinya. Mencoba mengintip ke
luar dan ternyata fajar mulai menyingsing memperlihatkan semburat cahaya
eloknya. Tak ingin menyia-nyiakan momen ini, saya segera bangun dan keluar
tenda. Beberapa teman rupanya sudah bangun dan menikmati pemandangan ini dari
tadi.
Kedung Celeng |
Sambil
berjalan menuju bibir pantai, saya menyambar tripod yang dibiarkan teman
nganggur. Eits tripodnya bukan buat selfie, tapi pengen belajar motret pake
teknik Long Expo (maklum lagi semangat-semangatnya belajar motret). Setelah
cekrak, cekrek beberapa kali saya berhenti dan mencoba menikmati indahnya
pantai kedung celeng pagi itu. Rasanya benar-benar damai melihat matahari yang
secara perlahan menampakkan dirinya dan memberi warna indah pada langit yang
tampak bersih. Ombak yang menghantam karang berkali-kali memperdengarkan nyanyian
syahdu. Ahhh selalu mellow deh kalo sudah ada di tempat seperti ini. Tempat
yang perfect untuk refleksi diri dan membuang sampah-sampah dari pikiran.
Lagi
asik menikmati sunrise, seorang teman datang minta di fotoin. Bukan sekali jepret aja, tapi berkali-kali. Hmmm gimana yaaa,
ya sudahlah jadilah sepanjang hari itu Merlin berprofesi sebagai fotografer
gratisan. Resiko punya hape bagus dikit (hahaha ini becanda). Tapi gak bisa dipungkiri sunrise ditempat ini memang keren. Semburat cahayanya menebar nuansa romantik kesekitar pantai. Bikin siapa aja pengen mengabadaikan sebanyak-banyaknya.
Dilarang Baper |
Selain Sunrise yang ajib,
Kedung celeng juga menyembunyikan terumbu karang yang cantik. Karena pagi hari
air belum pasang, jadi kami punya kesempatan untuk masuk ke area laut yang agak
dalam. Tapi perlu berhati-hati saat melangkahkan kaki karena batu-batu ditempat
ini sangat licin jadi perlu berhati-hati saat berjalan agar tidak terpeleset.
Bukan hanya terumbu karang, tapi ikan-ikan kecil juga tampak berenang kesan
kemari dengan bebasnya.
Setelah mengelilingi Kedung Celeng kami berpindah tempat menuju ke Pantai Pulodoro. Hanya butuh waktu 5 menit perjalanan dari Kedung Celeng menuju tempat ini. Waktu kami tiba air sudah pasang danombak bergulung-gulung begitu besar sehingga berbahaya jika ingin berenang. Saat berjalan menuju sisi kanan dari pantai terdapat tempat yang lebih tenang dengan pemandangan yang tak kalah menariknya. Melihat air yang biru, tenang dan jernih beberapa teman segera melepas baju dan berenang. Sayangnya saya tidak membawa baju ganti sehingga memilih untuk mengambil beberapa gambar saja. Berada di tempat ini serasa pulau milik sendiri karena sangat sepi pengunjung. Sedikit menyesal kenapa tidak dari pagi berada di tempat ini. Berharap ada kesempatan lain untuk datang ke pantai ini.