Setelah sempat ngedrop gara-gara kedinginan
mencari hostel Santa (baca Part 1), akhirnya energy full kembali setelah tidur dibalik
selimut dan ruangan yang hangat. Selain itu dapat doping vitamin dan madu dari
Mba Tina juga (khamsahamnida Unnie ^_^). Hari pertama ini kami manfaatkan
langsung ke tempat jauh dulu yaitu one
day trip ke Busan. Itu kenapa kami milih tinggal di Gyeongju karena sudah
tidak terlalu jauh dari Busan sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan one
day trip. Dari hostel kami berjalan menuju ke Bus Station lalu naik bus menuju
ke Busan sekitar 1 jam.
Sesampai di Busan Station, hal pertama yang
kami lakukan adalah mengisi perut dengan yang hangat-hangat untuk mengusir rasa
dingin. Nah kalo mau jajan murah di Korea dan ada dimana-mana salah satu
pilihannya yaitu makan “odheng”. Ini
merupakan salah satu jajanan paling popular di Korea, tidak heran kita akan
selalu melihat kerumunan orang Korea yang mengelilingi jajanan ini. Kalo di
Indonesia pamali makan sambil berdiri, beda halnya di Korea kita justru menikmati jajanan ini
sambil berdiri. Kalo ke Busan kudu makan ini karena Busan memiliki odheng yang paling lezat katanya.
Apa sih “odheng”? Jadi dia tuh jajanan murah
yang terdiri dari berbagai macam seperti rice cake, ikan, ayam, cumi, atau
daging yangsudah diolah ditusuk seperti
sate dan direbus didalam kuah kaldu gurih yang panas. Jika kita mengambil
setusuk odheng kita akan diberi mangkuk kecil yang berisi kuah dan juga saos
untuk dinikmati bersama odheng. Per tusuknya hanya 700-1000 won yang dibayar
belakangan setelah kita selesai makan. Cara menghitungnya dengan melihat berapa
banyak tusuk yang kita sisakan, jadi jangan sampai bekas tusukan odheng ini
kalian buang atau tercampur dengan milik orang lain. Karena ukurannya yang
lumayan besar, makan 1 tusuk aja sudah lumayan. Selesai menikmati odheng kami
buru-buru menuju ke gate tempat kami akan naik kereta menuju ke Haeundae Beach.
Haeundae Beach
Sampai di stasiun kami langsung keluar
berjalan menuju kearah pantai … yeay finally anak pantai bisa mantai lagi dan for the first time di negara orang.
Cukup berjalan sekitar 10 menitan kami sudah sampai di Haeundae Beach. Pertama
kali melihat dari jauh udah tampak begitu cantik. Pantai ini memang memiliki
daya tarik sendiri tidak heran jika Busan menjadikan tempat ini sebagai
iconnya. Dan beruntungnya karena hari itu tidak terlalu penuh dengan lautan
manusia seperti yang saya lihat di foto-foto. Mungkin karena masih musim dingin
jadi orang-orang masih enggan untuk mantai.
Menjejakkan kaki di pantai ini, feelnya
benar-benar beda dengan pantai yang selama ini saya datangi di Indonesia
meskipun sama-sama berpasir putih. Di Indonesia kalo ke pantai kudu agak jauh
blusukan dan tak pernah menemukan gedung tinggi dekat pantai. Nah kalo Haeundae
beach ini terletak di tengah kota jadi pantai berdampingan dengan gedung-gedung
tinggi. Selain itu ada kumpulan burung camar yang bakalan datang mendekat jika
kita melemparkan camilan ke arah mereka. Banyak tourist dari berbagai Negara
yang juga sedang mengambil gambar di tempat ini dengan sekumpulan burung.
Sayangnya saya failed terus selfie dengan burung-burung itu.
Camar |
Haeundae Beach |
Pasrinya putih dan halus |
Perbedaan terbesarnya adalah kalo di
Indonesia kita ke pantai pake hot pants dan tanktop, nah kalo di Busan ini
berhubung suhu under 10 degree, so
mantainya tetap dengan pakaian lengkap, celana panjang dan jaket yang tak
pernah lepas. Kalo biasanya liat pantai saya langsung nyebur kali ini hanya
bisa liat dari jauh-jauh. Tanpa menyentuh air aja sudah dingin apalagi kalo
sampai kena air. Gak main air gak
masalah setidaknya ada camar yang bisa jadi hiburan yang tak pernah saya temui
di pantai Indonesia. Buat teman-teman yang bakalan ke pantai ini sebaiknya bawa
camilan sebagai umpan untuk menarik camar-camar datang mengerumuni biar foto
kalian semakin keren.
Yongdusan
Park & Busan Tower
Dari pantai kami lalu berjalan melewati gang
semacam pasar tradisional yang menjual berbagai jajanan (lupa nama tempatnya).
Tapi tujuan utama kami bukan ke tempat ini melainkan Busan Tower. Meskipun
ngiler pengen makan tapi kita gak berhenti karena kudu cepat ke Busan Tower.
Setelah berjalan selama 20 menit dengan bantuan GPS kami sampai juga. Karena
lokasinya berada di atas bukit jadi untuk bisa sampai ke towernya kita harus
menaiki tangga, untungnya ada pilihan eskalator jadi gak sampai gempor menaiki
anak tangga yang lumayan banyak.
Sesampai di atas pertama kali yang menarik
mata adalah pohon sakura yang sudah mulai berbunga, memang belum semuanya tapi
tetap saja saya excited banget. Secara dulu ke Jepang belum punya kesempatan
melihat sakura. Setelah puas jepret dari segala macam sisi, eh ternyata di
bagian atas sebelah tower bunga sakuranya lebih banyak. Jadilah kita pindah
lokasi pemotretan ke bagian yang banyak bunga sakuranya, sampai si tower
terabaikan padahal tujuan utamanya untuk melihat Busan Tower ini. Sayangnya
karena sedang dalam renovasi sehingga kami tidak bisa masuk ke Busan Tower
untuk menikmati kota Busan dari ketinggian. Tapi gak masalah, dari taman
Yongdusan aja udah lumayan kok pemandangan kebawah kota Busan, pantai dengan
pagar gedung-gedung tinggi. Puas dengan tempat ini kami lalu turun menuju ke
destinasi berikutnya. Nah kalo naiknya enak karena pakai eskalator, turunnya
perlu ekstra tenaga karena harus pakai tangga. Selamat berolahraga ya guys…
Sakura... |
Jagalchi
Market
Untuk menuju ke Jagalchi Market hanya perlu
berjalan kaki selama 10 menitan. Tapi tidak akan terasa jauh karena kami
melewati Nampo-dong Street yang menjadi pusat keramaian di Busan, jadi ada
banyak hal yang bisa dilihat di sisi kiri dan kanan jalan. Taman-tamannya
dibentuk sangat cantik dengan bunga warna-warni yang gak kalah cantik. Selain
itu ada beberapa patung juga yang menjadi icon dari tempat ini, bisa dijadiin
tempat buat selpie-selpie juga tuh.
Kenapa kita ketempat ini? Karena ini
merupakan salah satu tempat popular di Busan. Kalo di Jepang ada Tsukiji maka
Korea punya Jagalchi. Tempat ini merupakan pasar seafood terbesar di Korea.
Bahkan di gerbangnya tertulis “World Famous Fish Market”. Tapi berhubung kita
udah pada kelaparan, jadi kita hanya mampir mejeng depan bangunan ini lalu
melipir ke sebelah kanan jalan yang menjual berbagai macam kuliner seafood.
Tapi ternyata makan di tempat ini lumayan mahal juga.
Jagalchi |
Lunch kami hari itu |
Gamcheon
Culture Village
Dari Jagalchi kami naik taxi ke Gamcheon
Culture Village karena Busnya agak lama.
Dari semua tempat, menurut saya tempat inilah yang instragamabel banget
dan paling banyak spot foto-fotonya. Bisa dibilang hampir di setiap sudutnya
punya keunikan sendiri sehingga tidak bisa dilewatkan. Tidak heran orang-orang
suka menjuluki tempat ini sebagai Santorini-nya Korea, karena memang ditempat
ini bangunanya di cat warna-warni tapi tetap cantik. Jadi kalo kita naik ke
area yang lebih tinggi kita akan melihat pemandangan yang sangat cantik, laut
yang dikelilingi oleh bangunan warna-warni.
Sebelum memulai mengeksplore tempat ini
jangan lupa beli peta dulu sekalian bisa dipakai untuk mengumpulkan cap dari
lokas-lokasi tertentu. Sebagai bukti bahwa kalian sudah kesini. Tempat ini
sebenarnya merupkan perumahan warga tapi disulap jadi perkampungan seni dengan
mendatangkan seniman handal untuk mengecat rumah warga dengan berbagai macam warna
mentereng dan juga memberi lukisan gambar-gambar menarik. Jadi jangan heran
kalo ketemu dengan warga-warga yang asli tinggal disini. Selain itu buat yang
phobia anjing musti hati-hati karena disini ada banyak anjing piaraan warga,
plus bau-bau pesing bekas pipis anjing juga jadi hal biasa kamu temui jika
menyusuri gang-gangnya satu per satu.
Tapi kalo ketempat ini menurut saya butuh
waktu seharian baru puas mengeksplore dan menikmati setiap spot yang ada.
Selain itu berada di tempat ini benar-benar bikin nyaman, bukan hanya karena
cantik tapi udara ditempat ini sangat segar. Tidak heran jika orang-orang di
desa ini sehat-sehat. Nah karena banyak
tempat yang bisa didatangi jadi kudu make sepatu yang nyaman di kaki kalo tidak
mau kakinya sampai lecet.
Salah satu spot paling ramai adalah patung seorang
anak dengan seekor fox atau dikenal sebagai “The Little Princeess”. Saat kesini
antriannya panjang banget untuk bisa foto di tempat itu, jadinya saya hanya
mengambil gambar antrian orang-orang itu saja. Spot ini memang sangat popular karena
banyak digunakan dalam drama korea. Selain itu jangan lupa juga mampir di
Haneulmaru, spot paling bagus untuk mengambil gambar dari Gamcheon Village dari
ketinggian. Tapi pastikan waktunya tepat ya, karena waktu itu kami sampai di
atas sana sudah agak sore, jadi matahari sudah mengyorot langsung jadi kalau
mau foto selalu backlight, mungkin kalo datang agak pagian akan lebih bagus
lagi.
Pokoknya keputusan untuk mengunjungi tempat
ini tidak akan pernah kalian sesali, so kalo udah ke Busan pastikan untuk
datang ketempat ini. I am falling in love with this place. Tempat yang
kumimpikan untuk menghabiskan hari tua nantinya. Hahaha
Saking asiknya ditempat ini sampai melewati
jadwal yang sudah diplanning, akhirnya beberap spot yang belum kami datangi di
skip dan kami langsung balik ke Gyeongju. Mengingat kami terlalu banyak jalan
hari ini sehingga kaki mulai kesakitan, jadi butuh istirahat. Untungnya besok
tidak perlu melakukan perjalanan jauh karena besok hanya akan mengeksplore Gyeongju
saja. Nah ada hal apa yang menarik dari Gyeongju? Nantikan tulisan selanjutnya
ya.