Kali
ini saya mau share pengalaman naik motor terjauh bersama teman-teman LMP yang pernah saya lakukan
sejauh ini (8-10 jam). Sabtu siang sepulang kerja, saya dan evi menuju ke daerah Waru sebelum capcus ke Aloha untuk bertemu dengan teman (baca: Andre & Martinus) yang akan membonceng kami untuk trip kali ini. Sekitar jam 2-an masih kurang 1 orang yang belum datang tapi kami memutuskan lanjut ke
meeting point berikutnya yaitu pom candi, setelah semua pasukan lengkap kami pun meneruskan perjalanan
ke daerah Krian menjemput teman yang terakhir.
Home / Archive for 05/12/15
Kawah Ijen dengan Asap Putih dan Danau Hijaunya
MT. PENANGGUNGAN 1653 m dpl (25-26 April 2015)
Setelah
berhasil melangsungkan pendakian yang pertama ke Panderman ,
pendakian ke dua pun di mulai. Kali ini saya memilih ikut trip ke Penanggungan
karena konon katanya tracking gunung ini paket lengkap, jadi sangat tepat
dijadikan sebagai pemanasan sebelum ke Semeru. Bahkan seorang teman berkata
“kalau kamu sudah berhasil sampai di puncak Penanggungan, sudah dapat di
pastikan kamu bisa ke Semeru”, entah benar atau tidak. Pendakian kali ini disponsori oleh teman-teman Bedes Gunung yang gokilnya gak ketulungan, bikin trip semakin asik dan nge-hits.
Tanggal
25 malam, Evi, Chancink dan saya menuju ke meeting point di daerah stasiun
waru. Setelah menunggu cukup lama akhirnya Riyu bersama teman-teman yang lain pun berdatangan dan
kami start sekitar jam 8 malam menuju ke daerah Trawas. Sekitar jam 10 kami
tiba di daerah UTC (Ubaya Training Center) lalu memarki motor kami di t4 parkir
yang sudah di sediakan . Setelah breafing dan berdoa kami pun memulai pendakian
kami sekitar jam 11.30 malam.
Di
awal pendakian meski berbatu-batu namun jalanan masih cukup lebar dan datar.
Semakin ke dalam hutan, tracking mulai mendaki dan berkelok-kelok. Namun
sepanjang perjalanan kami banyak bertemu dengan pendaki lain, di sana-sini
terdengar gurauan dari pendaki lain. Meskipun tidak mengenal rombongan lain
tapi kami selalu menyapa satu sama karena sudah menjadi tradisi bagi para
pendaki untuk sekedar menyapa dan say “permisi”, “monggoh”, “ayo semangat
puncak sudah dekat”, dan kata-kata penyemangat yang lain.
Setelah
berjalan kurang lebih 3 jam kami melihat di kejauhan tampak sekumpulan cahaya
dan suara yang sangat ramai bak pasar tradisional, dan ternyata itu adalah
puncak bayangan. Sesampai di puncak bayangan saya kaget melihat berpuluh-puluh
tenda warna-warni yang sudah berdiri dengan tegak. Bahkan untuk lewat di antara
tenda saja cukup sulit saking sesaknya. Sambil menunggu teman yang lain kami
berisitirahat sejenak, menggelar matras dan membaringkan badan. Udara di tempat
ini sangat dingin, bahkan dengan baju yang sudah berlapis-lapis angin tetap
terasa menusuk di kulit.
Saat
teman yang lain sudah berkumpul, ada yang menyarankan untuk lanjut ke Puncak
Penanggungan, tapi berhubung yang lain sudah tidak kuat menahan kantuk
(termasuk saya) kami akhirnya memutuskan untuk mendirikan tenda di puncak
bayangan. Agak sulit memang mencari tempat yang kosong sehingga kami harus naik
agak ke atas menjauhi perkumpulan para pendaki di puncak bayangan. Setelah
tenda berdiri, kami para cewe di suru masuk dan tidur di tenda sementara cowo2
terpaksa tidur di luar karena kapasitas tenda terbatas. Tidur 2 jam lebih sudah
cukup untuk menghilangkan kantuk dan memulihkan tenaga. Saya pun keluar tenda
berharap menemukan sunrise, sayangnya semua tertutup awan sehingga sunrise pun
tak kelihatan. Beruntung pemandangan di sekeliling saya benar-benar indah
sehingga tak henti bibir ini mengucapkan syukur karena diijinkan TUhan berada
di tempat ini untuk memandang lebih dekat keajaiban Karya-Nya.
Sekitar
jam 6 kami pun memulai pendakian menuju Puncak Penanggungan. Jika semalam saya
dan Evi bertanya-tanya mana tracking yang dimaksud susah dan harus merangkak?
Ternyata oh ternyata tracking menuju Puncak sesungguhnya yang di maksud. Jadi
sepanjang perjalanan tidak ada tempat yang datar, semua menanjak dan
berbatu-batu sehingga harus merangkak dan ekstra hati-hati. Karena harus
merangkak dan kurang waspada, tanpa sengaja saya menyentuh ulat bulu, walhasil
jari-jari tangan saya langsung gatal-gatal.
Aku di Puncak Kawan |
Sudah di puncak, gak Afdol kalo gak ada drama |
Gilang in frame |
Barbie Naik Gunung |
Sesampai
di puncak bayangan, teman-teman yang di bawah mengajak untuk makan. Sambil
makan kami terus bercanda dan tertawa terbahak-bahak mendengar setiap lelucon
yang di lontarkan oleh teman-teman Bedes. Kebetulan dalam rombongan ini hanya
ada aku & evi yang merupakan orang Toraja sehingga di bully habis-habisan oleh
mereka. Apapun itu kami betul-betul menikmatinya. Terima kasih kepada mereka
yang sudah mengijinkan kami ikut dalam perjalanan kali ini.
Bersih-bersih sebelum pulang |
Sampahnya kami bawah pulang kok |
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
Powered by Blogger.