Sudah pernah dengar Cangar? Kalo belum berarti
kita sama, sebelumnya saya juga gak tau Cangar itu makanan jenis apa. Hingga
suatu hari seorang pangeran upsss seorang teman mengajak saya T3 (trip
tipis-tipis) kesana. At first, bayangan saya paling tempatnya biasa aja, karena
gak terkenal seperti tempat wisata yang lain, namun ternyata dugaan saya salah.
Karena tempat ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal.
Perjalanan dari Surabaya menuju Cangar
hanya butuh waktu sekitar 2 jam saja, sesampai di daerah sana ternyata ada
begitu banyak tempat wisata. Mulai dari permandian air panas sampai air terjun yang
lumayan banyak. Air terjun yang terkenal yaitu Coban Talun dan Coban Rais. Saya
juga jadi heran kenapa tak terekspose seperti tempat wisata lain, atau mungkin karena
sudah terkenal dari dulu sehingga tidak terlalu menarik seperti tempat-tempat
wisata yang baru ditemukan akhir-akhir ini.
Cangar sendiri berasal dari nama sebuah
dusun di Desa Tulungrejo, Batu, Jawa Timur. Disana terdapat permandian air
panas yang kemudian terkenal dengan sebutan Permandian Air Panas Cangar. Air
panas ini bersumber dari Gunung Welirang yang menghasilkan belerang sehingga di
percaya memiliki khasiat-khasiat tertentu. Di dekat area permandian ini juga
terdapat goa buatan yang merupakan peninggalan Jepang yang bisa di jelajah.
Jalan menuju dan sepanjang Cangar cukup
berkelok-kelok dan terdapat beberapa tanjakan tajam, sehingga setiap pengendara
perlu ekstra hati-hati. Yang membuat tempat ini istimewa adalah pemandangan
sepanjang perjalanan yang begitu menyegarkan mata. Di kiri dan kanan jalan mata
kita di suguhi dengan perkebunan penduduk di sana yang tertata begitu rapi. Sejauh
mata memandang hanya ada hijau yang menyegarkan. Dusun Cangar ini memang
terkenal sebagai penghasil sayur-sayuran dan buah apel.
Bukan hanya perkebunan, bahkan di tempat
ini kita dapat melihat gagahnya puncak Gunung Welirang yang masih mengeluarkan
asap putihnya. Selain Welirang kita juga bisa melihat puncak gunung yang lain
seperti panderman, penanggungan dan arjuno. Karena ini dataran tinggi, jadi
tempat ini cukup dingin, bahkan di siang hari sekalipun.
Jika ketempat ini jangan lupa menikmati
makanan khas disana yaitu Tape Ketan. Saya pribadi tidak begitu menyukai tape,
tapi sekedar nyicip bolehlah. Konon katanya Tape Ketan ini merupakan resep yang
sudah turun-temuran berpuluh-puluh tahun lamanya. Tempat ini memang tidak
terlalu booming tapi layak untuk di datangi sekedar menikmati indahnya
perkampungan dan perkebunan yang masih tradisional. Jika butuh udara segar,
datanglah ke tempat ini.
QUOTES:
BELAJAR MENIKMATI HARI-HARI DENGAN
KEBAHAGIAAN SEDERHANA
TIDAK PERLU MENUNGGU HAL-HAL
SPEKTAKULER BARU BAHAGIA