Setelah kejutan surat sakit (SRPI) yang
saya terima lebih cepat dari yang saya bayangkan (bisa baca disini) saya tambah
semangat melewati proses selanjutnya. Seharusnya jika SRPI sudah keluar kita
harus mengajukan berkas ke AVAC dulu baru nanti mereka ngasih HAP ID yang
dipakai untuk medical check-up. Tapi proses itu agak lama, jadi beberapa teman
menganjurkan untuk medical check-up dulu baru sekalian nanti load ke AVAC, cara
ini biasanya lebih cepat.
Karena saya ingin yang cepat biar
galaunya gak lama-lama, saya lalu ikut cara kedua yaitu daftar HAP ID dulu.
Dihari yang sama dengan keluarnya hasil Ielts, saya langsung meluncur ke web immi (klik disini) lalu buat immiaccount untuk
daftar HAP ID. Setelah dapat nomornya saya langsung telpon RS Premier Surabaya
(Jl. Nginden Intan Barat Block B, telp 5993211 ext 3028) yang kerja sama dengan kedutaan Australia.
Setelah janjian saya dijadwalkan hari Selasa tanggal 20 Desember untuk medical check-up. Pas hari H saya langsung ke RS
dan membawa print nomor HAP ID saya. Agak deg-degan juga karena takut diperiksa
macam-macam, ternyata tidak seseram yang saya bayangkan. Tesnya hanya berupa tes urin, rontgen, mata dan pemeriksaan
umum. Selesai check-up saya disuru ke kasir untuk bayar seharga 895ribu dan diberitahu kalo hasilnya
ada yang bermasalah saya akan segera dihubungi tapi jika tidak ada masalah maka
hasilnya akan langsung diserahkan ke pihak kedutaan Australia.
Saya menunggu 2 hari gak ada telpon
berarti saya anggap kesehatan saya baik-baik saja. Salah satu alasan saya
memilih medical check-up duluan karena ingin make sure kalo kesehatan saya lolos kualifikasi, maklum gak mau
rugi di uang visa. Tanggal 22 Desember
saya lalu mengirimkan berkas saya ke AVAC karena saya tidak bisa datang ke
Jakarta langsung.
Alamat Jakarta :
Kuningan City lantai 2 No. L2-19
Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. 18
Setiabudi, Kuningan Jakarta – 12940
Untuk list berkas yang saya kumpulkan
bisa baca (disini). Semua file saya fotokopi kecuali referensi bank yang asli.
Beberapa teman mengatakan harus di legalisir notaris, tapi punya saya hanya
fotokopian tanpa legalisir. Berkasnya lalu saya kirim via kantor pos yang
sehari sampai bayar 30ribu.
Sebelumnya saya sudah transfer fee
logistic 158ribu ke rekening vfs (standard
chartered), bukti transfernya ini saya lampirkan juga di berkas yang saya
kirim. Untuk biaya visanya saya pakai kartu kredit yang otomatis akan dipotong
saat berkas sudah sampai di kedutaan Australia. Waktu itu 440
AUD dalam rupiahnya 4.533.000
yang terpotong dari kartu kredit. Kalo berkas kita sudah diterima AVAC biasanya
akan ada email konfirmasi bahwa mereka sudah menerima. Nantinya di email itu
kita dikasih link untuk mengecek berkas visa kita sudah sampai dimana. Jadi
kita tidak perlu telpon bolak-balik.
Tanggal 23 Desember saya menerima email kalo berkas saya sudah sampai di
AVAC. Entah ada kendala apa berkas saya baru diterima kedutaan Australia
tanggal 29 Desember. Dan akhirnya
tanggal 09 Januari saya menerima
email dari Kedutaan Australia bahwa visa saya granted!!! Uhhhyeeeaahh…. Waktu itu saya
lagi diluar kantor rasanya senang banget sampai pengen lompat sana-sini.
Akhirnya bisa tidur tenang setelah hari itu. Karena jujur mulai dari berkas
saya diterima AVAC sampai sehari sebelum granted saya agak galau. Tiap waktu
refresh email berharap ada email notifikasi dari Kedutaan Australia. Suka
bayangin gimana kalo sampai saya gagal padahal saya sudah berkorban
banyak. But instead of worry saya milih
untuk menyerahkan ke Tuhan, karena menurut saya semua usaha sudah saya lakukan,
masalah granted or gak granted itu bagian Tuhan. Saya percaya kalo memang sudah
waktunya Tuhan ngasih ke kita maka pintunya pasti akan terbuka lebar.
Kalo teman-teman mengikuti tulisan
saya, memang prosesnya lumayan panjang dan menguras bukan hanya tenaga, waktu,
emosi tapi juga dompet. Tapi percayalah kesabaran kalian untuk melewati setiap
proses satu per satu dengan segala kesulitannya akan menjadi persiapan biar
bisa lebih kuat di Australia nanti. Berjuanglah dengan sekuat tenaga dan jangan
lupa berdoa biar Tuhan membukakan jalan.
Visa granted bukan berarti perjuangan
saya selesai, justru visa granted adalah awal perjuangan yang sesungguhnya.
Saya gak pernah tahu apa yang bakalan terjadi disana selama setahun atau dua
tahun. Beberapa orang pernah ngomong kok kamu nekat banget ninggalin kerjaan
yang sudah enak demi sesuatu yang belum pasti? Gimana kalo gak dapat kerja? Gimana
kalo disana “mbambung” (jadi gembel)? Gimana kalo ketemu orang jahat? Kamu gak
takut keluar-keluar setelah mengalamai kecopetan? (kisah kecopetan ini belum
saya tulis). Gimana kalo… dan gimana kalo… Well honestly bukannya saya gak
worry memikirkan semua itu. Saya tahu kerjaan yang sekarang ada comfort zone
banget buat saya dan sayang untuk ditinggalkan. Tapi ada mimpi yang lebih besar
yang ingin saya capai dan itu yang tidak akan dimengerti orang dan saya
susah untuk jelasin juga. Yang pasti ketika
kamu memiliki mimpi yang lebih besar dari ketakutanmu, maka hal yang tampaknya
mustahil jadi mungkin, yang susah jadi lebih mudah, yang berat jadi lebih
ringan.
So buat teman-teman yang nantinya dalam
masa-masa berjuang untuk dapat visa ini, jangan heran jika ada banyak orang
yang meragukan kalian. Atau ada omongan-omongan yang akan mematahkan semangat.
Gak usah terlalu dipusingin, tidak usah berdebat, cukup senyumin aja. Cukup work
hard in silence, and let your success be your noise. Karena sesungguhnya life
begins at the end of your comfort zone. Be brave to pursue your dream gaes…
Seperti apa kisah saya di negara Kanguru
nanti? Ikuti terus blog ini gaes… Semoga saya punya cukup waktu untuk share
disini.
Tips:
1.
Sebelum MCU pastikan tidur yang cukup,
minum air putih yang banyak dan makan makanan sehat, selain itu khusus untuk
perempuan pastikan kalian tidak sedang dalam masa menstruasi.
2.
Sebelum kirim berkas ke AVAC make sure lagi
semua file sudah lengkap biar tidak bolak-balik.
3.
Kalau pake kartu kredit buat bayar
biaya visa pastikan limit kartu kredit yang kalian gunakan tidak kurang dari 5
juta.
ALL YOUR
DREAMS CAN COME TRUE IF YOU HAVE THE COURAGE TO PURSUE THEM
-WALT
DISNEY-