RUMAH SINGGAH LOMBOK



Sudah lama hanya bisa mengagumi Lombok dari foto-foto di instagram saja dan tetap menyimpan harap dalam hati suatu hari akan kesini. Hingga akhirnya kesampaian juga di libur panjang Lebaran tahun ini. Karena budget pas-pasan untuk menekan pengeluaran maka otak otomatis mencari jalan agar bisa berhemat. Salah satu yang langsung terbersit adalah mengurangi pengeluaran untuk penginapan. So, 4 hari sebelum keberangkatan iseng-iseng nanyak mbah gugel kali aja ada rumah backpacker di Lombok sana.
Dan ternyata, tada… yang keluar adalah bejibun postingan dengan judul “Rumah Singgah Lombok”. Setelah klik dan baca sana-sini ada begitu banyak kisah menarik dari Rusing ini akhirnya diputuskanlah untuk nginap disana.
 
Yusni, Me, Yunar, Evi @Juanda
Rumah Singgah Lombok ini beralamat di jalan Bangil V no. 6 Taman Baru, Mataram. Setelah mengontak Rusing Lombok via FB ternyata saya harus menghubungi salah satu host dan saya pun langsung mengontak Mas Duta. Setelah perkenalan, menginfokan tanggal kedatangan, lama menginap dan mengirimkan foto KTP, mas Duta pun menjawab dengan info yang singkat padat dan jelas seperti ini:
“Karena rumah singgah bukan hotel atau penginapan yang menyediakan kamar khusus untuk traveler, siapa yang datang kami bantu dan izinkan menginap. Jadi siapapun boleh datang kapanpun. Kami menerima siapa saja dan silahkan menerimah Rumah Singgah Lombok yang apa adanya.”
Nah kalo teman-teman baca harusnya udah ada gambarankan. Rusing Lombok ini menerima siapa saja yang datang kesana gak peduli suku mana, warna kulit, jenis kelamin, usia atau agama. Dan memang tidak disedikan kamar khusus jadi harus gabung dengan traveler lain. Walaupun gratis tapi tetap ada aturan-aturan yang harus dipatuhi dan jika melanggar maka host kita yang akan ditegur pertama kali oleh Mamak dan Papak disana.
Welcome Lombok
Safe landing di bandara Lombok kami (baca: Evi, Yunar, Yusni dan saya) langsung menuju ke tempat penjualan tiket bus damri. Setelah menyerahkan 25rb per orangnya kami lalu menuju parkiran tempat bus. Anyway seumur hidup pertama kali menginjakkan kaki di bandara kecil yang hanya ada 1-2 pesawat aja. Rasanya kayak gak di bandara saking sepinya. Bus Damri lalu membawa kami menuju ke kota Mataram tepatnya di pool Damri. Dari sana kami lalu mengambil taxi dan menuju ke Taman Baru. Sebenarnya ada 2 pilihan bisa naik taxi atau ojek tapi karena kami berempat tentu lebih murah naik taxi. Setelah berputar mencari Bangil 6 dan sempat nyasar akhirnya kami sampai juga setelah membayar taxi 25ribu.
Mamak , Mbak Vita, Bapak
Saat kami tiba rusing tampak tidak terlalu ramai dan Mamak sedang duduk di teras megupas kentang sambil ngobrol dengan menantu dan cucunya. Setelah memperkenalkan diri nama, asal, tau rusing dari mana dan host, kami lalu disuru mengisi buku tamu. Pas nulis nama saya sudah ada di urutan 1700an wuahh… belum juga setahun sudah ribuan aja yang kesini. Tapi kalo menurut mama sudah lebih dari 5000 traveler dari dalam dan luar negeri yang pernah nginap di tempat ini. Tidak heran hampir semua dinding dirumah ini tertutupi oleh bingkaian foto-foto para traveler yang pernah menginap ditempat ini.
Foto-foto Traveller
Foto-foto Traveler

 Karena berempat kami diberi satu kamar yang berisi 2 buah kasur. Setelah menyimpan tas kami lalu keluar dan ngobrol dengan Mamak. Seperti kebanyakan blog bercerita memang Mamak sosok ibu yang sangat luar biasa. Keramahannya kepada kami membuat kami betah duduk mengobrol dengan beliau. Rambutnya yang sudah memutih menunjukkan usianya yang tak muda lagi tapi tetap berjiwa muda. Ada banyak masukan dan nasehat yang Mamak dan Bapak berikan, termasuk trik-trik saat ke objek wisata supaya trip kami berjalan lancar.  Selama menginap ditempat ini serasa jadi punya Mamak dan Bapak beneran di Lombok dan bikin betah berlama-lama ditempat ini.

Ditempat ini juga kami bertemu dengan banyak traveler lain dari berbagai daerah. Kalo bisa berkata Rusing Lombok ini kayak Indonesia kecil karena hampir semua suku ada disini. Kami bertemu orang Padang, Medan, Jawa, Sulawesi, Bali, Kalimantan dan masih banyak lagi. Ditempat ini kita bisa belajar dari pengalaman traveler lain saat menjelajah Lombok dan daerah Indonesia lain. Pokoknya nginap ditempat ini gak ada ruginya.

Bisa beli souvenir Lombok disini
Selain keramahan Mamak dan Bapak yang khas dari tempat ini adalah senampan gelas-gelas kaca mini (yang biasanya untuk minum soju) dengan pasangannya dua buah ceret berwarna kuning berisi kopi dan teh buatan mamak. Seakan sudah jadi ritual pagi dan sore hari untuk berkumpul di teras rumah bercanda gurau sambil menikmati kopi, teh dan camilan alakadranya. Pas kesana lagi puasaan jadi momen di sore hari biasanya dihabiskan dengan buka puasa bersama yang disiapkan oleh Mamak dan Mbak Vita. Ahh jadi kangen menikmati masakan mamak dan minum teh dari gelas mini itu. One day ya… yep one day akan kembali ke tempat ini. Tempat aku dan kalian bertemu. Tempat kami dan kalian menjadi kita. 
Si Kuning
Cekrek-cekrek sama Mamak sebelum pulang
kami, kalian jadi kita


 Pergilah travelling maka akan kau temukan pengganti kerabatmu



4 comments:

  1. Replies
    1. Haha...
      Backpacking emang selalu seru neng Dina

      Delete
  2. asyik sekali perjalanannya ,sayang. kapan bisa menemanimu??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha jawab sendiri yaa hanya Tuhan dan aak yg tau

      Delete

Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

footer logo