One Day Trip Macau for FREE (Part-2) – Grand Lisboa, Ruins of St. Paul’s



CASINO LISBOA
 
Setelah keliling di The Venetian (Baca disini) sekarang perjalanan dilanjutkan ke destinasi berikutnya. Karena kita naik Shuttle Bus gratis ke Grand Lisboa jadinya kita sekalian liat-liat dulu. Btw dari Venetian naik shuttle bus yang berenti di satu gedung dari sana baru naik shuttle bus ke Grand Lisboa tapi lupa apa nama shuttle bus dan nama gedungnya. Kalo gak salah ingat ke Sands dulu dari sana kita ganti bus ke Grand Lisboa dari sana tinggal jalan kaki ke  Senado Square.
Jaraknya lumayan jauh juga ternyata  untuk jalan kaki dan hanya berpatokan sama GPS dan ditambah lagi hujan bikin tambah ngenes, tapi tetap dinikmatin saja.
Tempat perhentian pertama (Sands, kali ya)
Pemandangan di Macao, bersihkan...
Grand Lisboa
Numpang eksis di Casino Lisboa
ini Grand Lisboa bagian bawah guedee yaa
Perjalanan ke Senado Square
Perjalanan ke Senado Square
Memasuki area Senado Square mulai tampak ramai oleh wisatawan dari berbagai negara. Bahkan untuk foto di air mancur yang menjadi salahsatu icon tempat ini sangat susah. Karena para wisatawan pada duduk manis di sekeliling air mancur itu. Kalo sudah di Senado Square gak akan takut nyasar lagi karena ada petunjuk di setiap persimpangan untuk menuju ke Ruins of St. Paul’s. Jadi kita tinggal mengikuti arah petunjuk aja. Di Senado Square ini gak bisa gak berenti foto tiap kali jalan. Karena di sisi kiri dan kanan terdapat bangunan-bangunan berbentuk unik yang sayang jika dilewatkan. Apalagi penataan bangunanya sangat rapi dan dicat dengan warna-warna colorful bikin ceria. Meskipun selalu ramai oleh pengunjung tapi tempat ini selalu bersih bahkan jalanannya bukan dari aspal atau cor-coran tapi dari batu kayak marmer. 
Air Mancur Senado Square
Senado Square dipenuhi pengunjung
Gedung Instituto Para Os Assuntos Civicos E Municipais

Santa Casa Da Misericordia

Sepanjang jalan ke Senado Square banyak outlet-outlet yang jualan lagi SALE semua. Kalo gak ujan dan gak ingat waktu yang terbatas pasti udah mampir sana sini. Tapi karena takut ujannya tambah deras jadi mempercepat langkah ke lokasi Ruins of St. Paul’s aja. Semakin ke atas semakin banyak yang jualan dan semakin penuh oleh wisatawan sampe harus desak-desakan. Penjual makanan berjejer di kiri kanan dan memberikan tester gratis. Nah kesempatan nih ngisi perut hahaha. Jadilah saya ngikutin orang-orang yang pada mampir untuk ngambil testernya. Sampe atas udah kenyang aja hahaa tadi yang rencananya mau beli burger batal deh.
Petunjuk arahnya jelas kan..
Senado Square
Deket-deket Ruins of St. Paul’s ada beberapa kumpulan orang yang membawa tas hijau sambil teriak-teriak “Jesus Loves You” bergantian dengan bahasa Cantoon dan bahasa Portugis. Awalnya gak minat buat ngambil sih karena paling gak ngerti bahsanya juga. Tapi karena hujan tambah deres dan pas berteduh di sodorin sama orangnya akhirnya saya ambil juga. Setelah buka-buka nemu gantungan kunci berupa koin casino dan gambar St. Paul wuah lumayan juga nih buat kenang-kenangan. Didalamnya berisi beberapa buku dengan tulisan mandarin yang saya gak ngerti tapi sepertinya itu bentuk penginjilan mereka. Two thumb buat semangat mereka meski di tengah hujan.
Santa Dominic's Church
Ruins of St. Paul's
Hujannya deres loh...
View dari warung tempat saya berteduh
Gedung di sekitar Ruins of St. Paul's
Baru sampai di bawah tangga  Ruins of St. Paul’s hujan tambah deres aja, jadinya ngikutin orang-orang yang pada berteduh di bawah bangunan sekitarnya. Udah nunggu beberapa lama hujan gak ada tanda-tanda bakalan berenti akhirnya tetap nekat menaikin tangganya satu per satu dengan guyuran ujan (sambil berdoa jangan sakit.. jangan sakit hahaha). Setelah jepret-jepret beberapa foto yang gak bisa maksimal saking banyaknya orang saya lalu berlari kebawah menuruni anak tangga meninggalkan bangunan bersejarah ini. Eman juga kalo udah kesini gak bisa mengabadikan momennya karena bangunan ini adalah salah satu icon dari Macao.
Akhirnya sampe sini juga
Pemandangan dari atas
Selesai dari Ruins of St. Paul’s yang gak bisa puas eksplorenya saya kembali ke Grand Lisboa dan sempat kesasar juga padahal harusnya jalannya lurus-lurus aja tapi entah kenapa mungkin saking banyaknya orang jadi saya kehilangan arah (cieee). Beruntung ada bule yang bisa saya tanyain jadi dia nunjukin jalannya. Sampai di Grand Lisboa dengan pedenya nanyak ke Security dimana shuttle bus yang menuju ke The Venetian. Saya lalu ditunjukin jalannya disuruturun ke lantai basement. Saat turun kebawah lagi-lagi melewati kasino yang ramai dengan pengunjung. Tapi gak sempat keliling tempat ini karena harus ngejar Ferry ke HK.
Grand Lisboa

Sampai di tempat shuttle busnya ada penjaga wanita yang garang banget tanyain mana voucernya? Karena bingung saya lalu nunjukin voucer yang tadi dikasih pas mau ke Grand Lisboa ternyata itu voucer sekali jalan aja jadi harus beli voucer lagi di counter samping dia yang antriannya panjangnya minta ampun. Karena males nunggu saya naik lagi ke atas nyari cara lain menuju ke Venetian. Setelah tanya security yang berbeda saya di arahkan lagi kebawah tapi saya jelasin nyari yang free (hahaha tetep ngotot pengen keliling macao GRATIS). Si security yang cakep itu akhirnya menjelaskan dengan sabar (beda sama ibu2 dibawa tadi) kalo mau yang gratis saya harus ke City Of Dream dulu dan ngambil busnya di hotel Sintra. Waduh hotel Sintra yang mana lagi. Akhirnya tanya lagi cara ke Sintranya gimana? Akhirnya ditunjukinlah tempatnya yang ada di ujung sono. Singkat cerita saya lalu jalan menuju ke Sintra yang gak terlalu jauh tapi harus nyeberang. 
Sekitaran Grand Lisboa
Gedung Whyn di ujung sana seberangnya ada Sintra
Sampai di Sintra bingung lagi naik shuttle busnya dari mana karena liat antrian depan lobby nebak-nebak kayaknya disini nunggunya. Tapi untuk memastikan saya harus tanya sama sekuritinya. Sayangnya gak ketemu security cowo lagi. Adanya ibu-ibu dengan seragam hitam-hitam lagi ngoceh dengan suara keras dalam bahasa Cantoon. Karena gak ada pilihan saya tanyalah sama ibu-ibu itu pake bahasa Inggris ini bener bus ke City Of Dream? Tau jawabannya apa??? Cing cung ceng cong cung cing cung cang….. Dijawab dengan bahasa Cantoon sodara-sodara dengan muka judes dan nada tinggi.  Oh My… mimpi apa semalam sampai ketemu orang judes kayak gini.

Ah masih positif thinking maybe karena englishku kagak jelas jadi dikiranya tadi saya pake bahasa Cantoon. Saya jelasin lagi kalo saya itu mau ke City Of Dream bener gak ngambil bus disini? Lagi-lagi dijawab dengan bahasa Cantoon dan lebih keras lagi otomatis semua orang pada ngeliatain. Ya ampun gak ada gunanya ngomong sama orang ini. Akhirnya saya gambling aja ikut antrian orang-orang. Pas liat ada bule saya langsung tanya dia memastikan ini antrian untuk baik bus ke City Of Dream. Setelah mendapat jawaban “Yes” dengan yakin akhirnya saya bisa berdiri dengan tenang mengikuti antrian yang mengekor.

Dari trip ini akhirnya saya mengerti kenapa tuh bule-bule pada bilang kalo orang Indonesia pada ramah-ramah, karena emang iya. Orang-orang disini pada judes euyy. Belum lagi kalo minta tolong fotoin bukan nolongin tapi dipelototin dan ditinggalin sambil ngomel-ngomel (pengalaman di St. Paul). Gak lama nunggu akhirnya bus datang juga. Say goodbye sama tempat ini dengan kejudesannya. Tapi masih belum bisa bernafas lega karena perjalanan masih panjang. Gak tau apa lagi yang akan terjadi di City Of Dream nanti.

Tips:
1.     Kalau mau bertanya sebaiknya cari bule aja kalo gak mau di judesin atau di jawab dengan bahasa sana. Karena kebanyakan mereka gak bisa bahasa Inggris. Kecuali kamu tau bahasa Cantoon.
2.      Kalo kamu solo backpacker bawa tongsis sendiri aja buat foto-foto daripada sakit hati diomelin gara-gara minta tolong difotoin.
3.      Jika punya waktu banyak datang sore hari di St. Paul nongkrong disana sampe malam jadi dapat view siang dan malam karena malam ahri viewnya juga bagus.
4.      Siapin mental baja biar gak kaget sama culture orang sana yang gak seramah orang Indonesia.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

footer logo