Watudodol (Eksplor Banyuwangi 1 – 3 Mei 2015)




Di tengah perjalanan menuju Surabaya kami melewati sebuah tempat yang di kenal dengan sebutan “Watudodol”. Kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat di tempat ini. Watudodol ini merupakan salah satu icon yang paling terkenal di Banyuwangi. Di sebut Watu Dodol (batu yang liat dank era) karena konon dahulu kala batu tersebut mau dipindahkan dan dihancurkan tetapi tidak bisa meskipun segala upaya telah dilakukan. Di sana ada sebuah patung besar yang dikenal dengan sebutan Gandrung seperti seorang dewi yang konon katanya di saat malam hari bisa bergerak.


Dari tempat ini sebenarnya tinggal butuh waktu 1 jam untuk menyeberang dan sampai di Bali, sayangnya teman yang lain sudah kelelahan sehingga memilih untuk beristirahat di pinggir pantai saja. Akhirnya saya bersama beberapa teman memutuskan untuk naik perahu sekedar berkeliling di area pantai tersebut, cukup dengan membayar 5rb perak per orangnya. Menurut saya pantai ini lumayan indah, karena airnya jernih dan berwarna biru menarik hati untuk berenang. Di kejauhan tampak pulau-pulau kecil, salah satunya Pulau Menjangan yang saya datangi di waktu lalu. Selain itu lautan ini juga dihiasi oleh kapal-kapal feri yang menyeberang dari pelabuhan Ketapang.

Setelah menepi, kami pun mencari warung untuk mengisi perut. Saat menuju warung tersebut saya menemukan sebuah akar pohon yang lumayan bagus untuk spot berfoto-foto. Akhirnya setelah saya berfoto teman-teman yang lain pun berebutan untuk foto di tempat tersebut.  Sambil menanti makanan kami tak hentinya bersenda guaru. Kebersamaan seperti ini yang saya sukai dari sebuah perjalanan. Taka da kesedihan yang ada hanya tawa bersama teman-teman seperjalanan. Meskipun lelah, tapi masih bisa tertawa dengan lepas.

Warung tempat kita makan dan berbagi tawa

Selesai makan kami pun melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Di tengah perjalanan kami melewati area hutan-hutan yang merupakan kawasan luar dari Baluran (baru tahu kalo baluran itu hutan :D). Di kiri kanan jalan hanya ada pepohonan dan monyet-monyet yang bergerak lincah dari satu pohon ke pohon lain, sesekali mengamati kami yang lewat. Kata temenku karena sering ada monyet yang menyebrang jalan, maka kami harus hati-hati saat melewati kawasan ini. Jangan sampai ada yang tak sengaja terlindas oleh kendaraan kami.Keluar dari kawasan perhutanan kami pun mulai menambah kecepatan karena tidak sabar ingin segera membaringkan badan yang mulai kelelahan.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

footer logo