Sejak
pertama kali melihat postingan di Jatim Backpacker saya sudah langsung tertarik
ke tempat ini. Namun mendengar isu-isu negatif yang katanya banyak yang di
begal, di bacok bahkan di bunuh oleh orang sana, akhirnya saya mencoba
melupakan tempat ini dan menikmati keindahannya dari foto-foto di IG aja.
Hingga suatu hari saya menemukan postingan (lagi2 di JB) ada yang mengadakan
trip kesana, dengan semangat 45 saya mengacungkan tangan ingin ikut.Setelah
berhasil mengajak beberapa teman-teman LMP akhirnya tanggal 10 pagi kami menuju
ke gerbang Suramadu untuk bertemu dengan teman-teman JB.
Sekitar
jam 9 teman-teman dari JB yang baru pertama kali saya temu akhirnya datang.
Setelah berkenalan sayabaru tahu kalau mereka asli orang Madura. Pantes saja
kemarin mas Wahid yang jadi korlap bolak-balik ngomong terima kasih sudah mau
bergabung dengan grup mereka. Ini mungkin karena ada kaitan dengan hubungan
orang Jawa dengan Madura yang kurang baik. Entah mulai dari mana dan entah
penyebabnya apa dan entah itu benar atau nggak konon katanya orang Madura itu
“jahat dan kejam” (maaf kata).
Tapi saya secara pribadi kurang setuju dengan statement itu. Mungkin akibat perbuatan segelintir orang Madura aja lalu di generalisasikan ke semua orang Madura. Buktinya teman-teman yang menjadi rekan seperjalanan saya kali ini asli orang Madura tapi mereka sangat baik dan begitu sopan. Jadi harus salahkan siapa? Tanyakan pada rumput aja.
Ini trip pertama saya yang merasakan diperlakukan bak tamu yang diperhatikan dan dilayani dengan sangat baik. Bolak-balik mereka meminta maaf karena kuatir jika kami tidak puas. Padahal saya pribadi sangat menikmati trip ini dan sangat puas, lagi pula ini adalah perjalanan share cost jadi seharusnya masing-masing bertanggung jawab dengan diri sendiri tanpa harus dilayani seperti open trip, saya jadi sungkan sendiri merepotkan mereka. Apapun itu intinya mereka teman seperjalanan yang begitu baik.
Tapi saya secara pribadi kurang setuju dengan statement itu. Mungkin akibat perbuatan segelintir orang Madura aja lalu di generalisasikan ke semua orang Madura. Buktinya teman-teman yang menjadi rekan seperjalanan saya kali ini asli orang Madura tapi mereka sangat baik dan begitu sopan. Jadi harus salahkan siapa? Tanyakan pada rumput aja.
Ini trip pertama saya yang merasakan diperlakukan bak tamu yang diperhatikan dan dilayani dengan sangat baik. Bolak-balik mereka meminta maaf karena kuatir jika kami tidak puas. Padahal saya pribadi sangat menikmati trip ini dan sangat puas, lagi pula ini adalah perjalanan share cost jadi seharusnya masing-masing bertanggung jawab dengan diri sendiri tanpa harus dilayani seperti open trip, saya jadi sungkan sendiri merepotkan mereka. Apapun itu intinya mereka teman seperjalanan yang begitu baik.
Setelah
berkumpul kami pun memulai perjalanan dengan memasuki jembatan Suramadu yang
merupakan jembatan penghubung antara Surabaya dan Madura. Saat malam hari
jembatan ini tampak sangat indah karena dihiasi dengan lampu warna-warni, tapi
di siang hari sangat biasa.Keluar dari jembatan Suramadu kami pun melanjutkan
perjalanan menuju ke Arosbaya (kab.Bangkalan) yang merupakan bekas tambang Batu
Kapur.
Untuk sampai di tempat ini hanya butuh 1,5 jam dari Surabaya. Cukup membayar parkiran per motor 5000 rupiah dan anda sudah bisa mengeksplore tempat ini. Tapi sebaiknya tetap berhati-hati dan wajib membawa teman yang asli Madura kesana karena memang masih rawan begal. Kami saja saat kesana sempat dimintai uang oleh seorang yang saya duga tukang tambang di sana. Beruntung ada teman yang bisa bahasa Madura sehingga semua bisa terselesaikan dengan damai.
Untuk sampai di tempat ini hanya butuh 1,5 jam dari Surabaya. Cukup membayar parkiran per motor 5000 rupiah dan anda sudah bisa mengeksplore tempat ini. Tapi sebaiknya tetap berhati-hati dan wajib membawa teman yang asli Madura kesana karena memang masih rawan begal. Kami saja saat kesana sempat dimintai uang oleh seorang yang saya duga tukang tambang di sana. Beruntung ada teman yang bisa bahasa Madura sehingga semua bisa terselesaikan dengan damai.
Mencoba menaiki anak tangga mini bekas tambang |
Berada di tempat ini serasa berada di tanah Mesir atau gurun-gurun di luar negeri yang terkenal dengan relik2 khasnya. Memang corak di tambang batu kapur ini dibentuk oleh tukang tambang bukan dengan sengaja, dan tanpa mereka sadari mereka meninggalkan corak yang khas yang pada hari ini menjadi salah satu objek wisata yang paling banyak menarik perhatian para fotografer atau traveller. Bahkan sekarang ramai dijadikan sebgai background praweding pasangan muda.
Salah satu spot seperti di dalam goa |
Hasil jepretan foto-foto disini memberi kesan seakan-akan sedang berada di luar negeri. Warna coklat dari bekas tambang ini dihiasi dengan bekas tambangan yang berbentuk irisan-irisan kecil membentuk garis-garis lurus serta tangga-tangga kecil menambah keunikan dari tempat ini. Di beberapa spot memberi kesan seakan-akan kita sedang berada di dalam goa dengan cahaya sinar matahari yang menerobos ke bagian dalam goa. Tidak heran jika pertama kali melihat foto di IG saya langsung ngiler pengen kesini. Hingga akhirnya hari ini saya ada disini benar-benar gak rugi, malah untung pakai puooll.
Jalan yang bisa di lalui kendaraan para penambang |
Mau foto dari sisi manapun pokoknya semua spotnya keren gilaaaa… Satu lagi spot yang menunjukkan keagungan dan keindahan karya TUhan dan manusia dalam harmoni. Semoga aja tempat ini masih bisa di lihat oleh anak cucu di masa mendatang. Saya takut aja jika terus ditambang akan habis. Hehehe (hanya pikiran iseng saya).So sebelum semua habis di tambang sebaiknya anda segera kesana. Saya jamin datang ke tempat ini gak akan ada ruginya. Tinggalkan jejak tapi jangan tinggalkan sampahmu. Salam piknik.
(10 Mei 2015)
Beberapa gambar :
0 comments:
Post a Comment