Kali ini saya mau share pengalaman backpacker bersama teman-teman dari BPSI. Berawal dari menemukan postingan di FB BPSI bahwa mereka akan mengadakan trip ke Banyuwangi tepatnya Tabuhan dan Menjangan. Saya pun mencoba meninggalkan pesan ijin untuk join, beruntung seseorang an/ Joka Poerbianto langsung menjawab. Setelah ba bi bu, akhirnya pas hari H saya pastikan ikut.
Jam 6 sore saya menuju ke Bungurasih by bus Damri, perjalanan yang seharusnya hanya 45-60 menit aja, berubah menjadi 2 jam 15 menit karena macet dimana-mana. Walhasil saya telat 15 menit dari jam yang telah di tentukan, beruntung mereka masih menunggu saya. Setelah semua berkumpul lengkap, jam setengah 10 kami lalu masuk ke Bungurasih dan setelah tawar-menawar cukup lama kami pun diangkut oleh sebuah bus AC (angina cepoi-cepoi) menuju ke Banyuwangi. Perjalanan di tempuh selama ± 6 jam dan seperti biasa saya menghabiskan waktu untuk hibernasi.
Bonus sunrise di Pantai Bangsrin |
Sunrise |
Sekitar jam setengah 4 kami tiba di Wongsorejo menunggu mobil yang akan mengangkut kami ke pantai Bangsring. Saat kami tiba di pantai, disana masih begitu sepi karena kami adalah rombongan pertama yang tiba. Sambil menanti sunrise, kami pun berganti pakaian. Tak berapa lama langit yang awalnya gelap mulai diterangi oleh semburat cahaya warna coklat, orange, kuning hingga ungu yang begitu indah mulai menghiasi langit. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan langkah ini kami pun mulai mengambil beberapa gambar. Sambil menunggu kapal untuk menyeberang ke pulau Tabuhan kami pun mencoba mencicipi snorkeling di pantai ini. Meskipun airnya tidak begitu jernih tapi masiht ampak beberapa ikan dan karang. Di tempat ini juga ada tempat penangkaran ikan paus jika kita ingin melihatnya, cukup membayar perahu 5000 perak per orangnya.
Semakin siang, semakin banyak pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah. Akhirnya jam 1 siang kami memutuskan untuk menyeberang menuju ke Pulau Tabuhan. Waktu tempuh sekitar 45 menit. Dari kejauhan pulau Tabuhan ini tampak begitu indah karena ada hijau pepohonan, dikelilingi putihnya pasir dan air laut yang berwarna hijau muda. Sesampai di Tabuhan, kami langsung mendirikan tenda, dan mempersiapkan makanan untuk lunch. Saat makan siang adalah moment terlucu dan kebersamaannya paling terasa selama mengikuti trip ini karena untuk makan saja kami harus membuat lingkaran mengelilingi makanan kemudian secara bergantian duduk di tanah untuk mengambil sesuap nasi kemudian kembali berjalan berkeliling berganti posisi dengan teman yang lain supaya semua kebagian makanan.
Setelah semua selesai, saya bersama teman-teman yang lain tidak mau membuang waktu langsung mengambil alat snorkeling dan memulai penjelajahan bawah laut dari Tabuhan. Kedalaman dari Tabuhan ini tidak sampai 1 meter jadi untuk orang seperti saya yang tidak bisa berenang masih memungkinkan untuk menjelajah sendirian. Sebenarnya saya cukup takut untuk snorkeling karena ini pengalaman pertama, tapi setelah belajar beberap trik dari Mas Adit, pelan-pelan rasa taktu saya hilang. Saking asyiknya menjelajah, saya sampai tidak sadar sudah berada di tengah-tengah.
Di tempat ini kami menemukan ada banyak terumbu karang dan ikan warna-warni, bintang laut dan berbagai binatang laut lain yang saya tidak tahu namanya tapi mereka semua menjadi harmoni alam bawah laut yang begitu mempesona. Memang menjelajah bawah laut tidak akan ada bosannya, karena kita akan dibuat terkagum-kagum oleh tingkah lucu dari penghuni bahwa laut ini. Sayangnya saya tidak punya kamera khusus bawah laut jadi saya tidak bisa mengabaikan momen ini.
Hari menjelang sore memaksa saya bersama teman-teman akhirnya beranjak dari air dan berganti pakaian seadanya (tanpa mandi) karena di tempat ini tidak ada air tawar. Jadi sebaiknya siapkan tissue basah sebanyak mungkin untuk membasuh badan. Malam menjelang, setelah makan malam seadanya, kami pun berbaring-baring di tepi pantai hanya beralaskan kain. Tidak pernah terbayangkan olehku akan meraskan tidur di tepi pantai dan benar-benar beratapkan langit yang di hiasi bintang-bintang. Sesekali merasakan tidur di alam terbuka akan membawamu semakin dekat dengan alam dan Sang Pencipta alam ini.
Welcome Tabuhan Island |
Levitasi |
Amazing Sunrise Tabuhan |
Langit Tabuhan di pagi hari |
========================================================================
Part
II (end): Amazing Tabuhan & Menjangan Island with BPSI (20-22 maret 2015)
Setelah
merasakan nikmatnya tidur beratapkan langit dan kerlap-kerlip bintang, pagi ini
kami bangun untuk menikmati sunrise.Sayangnya setelah lama menunggu sunrise
tampaknya malu-malu mempertontonkan wajahnya sehingga yang kami temukan hanya
semburat warna-warni yang magis namun indah.Setelah mengambil beberapa foto,
kami pun langsung beres-beres dan bersiap menuju destinasi selanjutnya yaitu Pulau
Menjangan.
Setelah
menunggu 2 jam lebih akhirnya kapal yang akan mengantarkan kami datang juga.
Untuk tiba di Pulau Menjangan membutuhkan waktu 1 jam lebih dari Tabuhan.
Jangan lupa menyempatkan foto di ujung kapal dengan pose seperti seorang
nahkoda (kalau berani). Tapi perlu hati-hati karena perairan di tempat ini
benar-benar dalam, itu Nampak dari warna biru tua dari laut.
Sesampai
di Menjangan, sudah ada beberapa kapal yang mengantri untuk bersandar dan
menurunkan penumpang. Pertama kali yang ditangkap oleh mataku adalah
sampah-sampah yang menghiasi pinggir-pinggri perariran.Dan ini benar-benar
merusak keindahan Menjangan.Manusia meemang kadang-kadang hanya ingin menikmati
tapi lupa untuk menjaga.So, pembaca yang terhormat kemanapun anda pergi ingatlah
untuk selalu membuang sampah di tempat sampah, bukan di laut.Kalimat “buanglah
sampah apda tempatnya” memang terkesan kuno, tapi memiliki dampak yang besar
jika kita mau melakukannya.
Beruntung
warna air di sana masih bening jadi kami bisa melihat bermacam-macam ikan yang
berenang kesan-kemari. Di tempat ini jenis dan jumlah ikan dan terumbu karang lebih
kaya dibanding di Tabuhan.Tapi karena terlalu dalam (2-3 meter) saya tidak
berani untuk mejelajah setiap pelosok pulau ini (maklum gak bisa renang).Intinya
berada di tempat ini seakan melihat aquarium besar karya Sang Pencipta.Hal yang
eprlu diingat adalah di tempat ini sangat dilarang keras untuk menangkap
ikan-ikan hias yang ada, demi kelestarian alam bawah laut.
Menjelang
jam 12 kami pun bergegas meninggalkan pulau ini karena harus mengejar kereta
yang akan ditumpangi oleh teman-teman. Meninggalkan tempat ini ada rasa sedih
karena tidak bisa mengeksplore semua area.Beruntung di tengah perjalanan kami
dihibur oleh kumpulan ikan paus yang menampakkan siripnya dan sesekali melompat
sehingga kami bsia melihat seluruh tubuh raksasanya.Saya benar-benar terpesona
melihat keajaiban lautan ini.Selama ini saya hanya melihat di televisi dan tak
percaya bahwa saya bisa sedekat ini dengan ikan raksasa ini.Lautan yang dulunya
menakutkan bagiku, kini untuk meninggalkannya pun tak rela.