Saat membaca kembali setiap tulisan di blog
ini saya baru sadar ada beberapa liburan yang terlewatkan. Salah satunya adalah
kota favoritku setelah Surabaya yaitu Bandung. Bukan hanya karena kotanya yang
cantik tapi juga walikotanya yang sangat romantis dan kocak membuat kota ini
dicintai oleh siapa saja (kecuali banjirnya). Saat mencoba menuliskan kisah
perjalanan ini, saya mulai kehilangan memory mengenai detail perjalanan saya
saat itu. Tapi kesenangan saat pertama kali menjejakkan kaki di kota kembang
itu masih membekas jelas. Bagaimana saya “mumbul” hanya gara-gara pertama kali
dalam sejarah hidup akhirnya saya di panggil “teteh”. Jahahahaa mimpi jaman
cilik gara-gara suka nonton sinetron ala orang Sunda.
Yang gak kalah berkesan sampe sekarang yaitu
bagaimana sopannya mereka ketika berbicara. Aksen yang terdengar sangat halus
di telinga, meskipun untuk ukuran orang Sunda sendiri sudah termasuk dalam
kelompok kata “kasar”. Tiap kali dengar mereka ngobrol, saya hanya akan diam
membisu untuk menikmati setiap lantunan kata yang mereka ucapkan. Ahh aku jatuh
cinta sama logat mereka!! Kayaknya kudu nyari tulang rusuk di kota hujan ini.
Eitss abaikan ocehan tidak jelas tadi. Jadi
ceritanya bisa ke Bandung ini dalam rangka sekalian saya ada tugas kantor di
Jakarta dan bertepatan dengan hari terakhir yang disusul oleh tanggal merah.
Tidak mau melewatkan kesempatan ini saya lalu membuat planning bersama Indri
untuk liburan bareng ke Bandung. Lumayan bisa berhemat transportasi yang
harganya bisa 2 kali lipat kalo dari Surabaya.
Jadilah tanggal 05 Mei pagi saya menuju
meeting point tempat saya dan Indri sudah janjian untuk ketemu sama orang yang
akan kami tebengi ke Bandung. Jadi ceritanya dari Jakarta ke Bandung kami
nebeng mobil orang dengan menggunakan aplikasi “Nebengers”. Kalo anak Jakarta
mungkin sudah familiar dengan aplikasi ini. Lumayan membantu karena kita bisa
naik mobil pribadi dan bayarnya gak terlalu mahal. Waktu itu per orang kami
dikenai 50ribu rupiah saja untuk tujuan Jakarta-Bandung. Lumayankan daripada
sesek-sesekan dalam bus atau bayar mahal kereta apalagi pesawat.
Tapi berhubung ini long weekend, perjalanan
Jakarta – Bandung yang harusnya hanya 3jam berubah menjadi 10 jam. Bahkan lewat
tol pun macetnya juga parah. Jadi dari berangkat jam 7an pagi baru tiba di
Bandung sekitar jam 5an. Untung saja naik mobil pribadi jadi bisa berhenti pas
kebelet pipis, gak kebayang kalo naik bus bakalan seperti apa. Berhubung tenaga
udah terkuras dijalan, jadinya acara hari itu hanya jalan disekitaran tempat
penginapan kami. Beruntung karena kami menginap di Pele Backpacker yang
letaknya berada di tengah kota dan sangat dekat dengan Ciwalk (Cihampelas
Walk). Jadi abis mandi-mandi malamnya kami masih bisa jalan-jalan keluar daerah
Cihampelas. Daerah ini lumayan ramai dengan para pedagang mulai dari kaki
lima sampai kafe dan toko-toko besar. Enak untuk kuliner malam karena banyak yang jual
makanan juga disepanjang jalan ini. Ada beberapa factory outlet dari
brand-brand andalan dari Bandung juga disekitar sini.
Kalo jalan ke Ciwalk memang tidak terlalu banyak
yang jualan barang, sepertinya tempat ini lebih ke tempat nongkrong. Karenanya
sangat banyak outlet makanan dan minuman disini dan juga ada hiburan musik live
yang menemani para pengunjung menikmati santapannya. Yang menarik dari tempat
ini karena bangunan-bangunannya didesain dengan unik jadi setiap sudutnya bisa
ditempati untuk foto-foto. Tidak heran kalo ketempat ini bakalan banyak
menjumpai anak-anak hitsnya Bandung. Setelah puas jalan di Ciwalk Indri dan
saya lalu balik ke penginapan.
Oh iya sedikit review dari Pele Backpacker
ini dikelolo oleh host cakep, ramah dan baik hati kita manggilnya aa Budi. Pas
kita sampe sana memang dia belum ada, kita diterima oleh staffnya yang gak
kalah ramahnya. Kita tanya apapun pasti dijawab, termasuk bantuin kita nyari
motor sewaan. Nah berhubung kami checkinnya paling belakangan kami dapat kamar
di lantai 2. Untuk harga 170rb permalam dibagi 2 jadi per orang hanya 85rb
kamar ini terbilang murah. Kamarnya lumayan besar dan bersih juga plus dapat
kamar mandi dalam dan air panas juga. Dan yang gak kalah penting yaitu wifinya
kenceng banget bahkan sampai di dalam kamar. Kalo mau masak sebenarnya di bawah
juga ada dapur tapi kita gak sempat untuk masak jadi selalu makan di luar. Untuk
review lengkapnya mungkin teman-teman bisa langsung googling aja, pokoknya recommended
penginapannya.
0 comments:
Post a Comment