Eksplore Tuban – Part I : Air Terjun Nglirip & Air Terjun Bongok

Air terjun Nglirip
Sebenarnya tanggal merah ini sudah saya planning jauh-jauh hari ke Malang bawa motor sendiri sekalian mengantar Indri jalan-jalan kesana. Namun beberapa teman tiba-tiba batal berangkat hingga akhirnya planning awal mau ke kebun teh dan selekta, akhirnya destinasi berubah menjadi Paralayang dan Omah Kayu. Namun lagi-lagi karena tidak ada kendaraan akhirnya batal juga. Beruntung sore hari saya melihat postingan di JB (jatim backpacker) ada yang ke Tuban, cepat-cepat saya kontak CP-nya berharap ada motor yang kosong karena motor yang ready hanya 1 sementara kami ada bertiga. Setelah sempat digantung karena ternyata motornya pas, akhirnya tengah malam saya dapat info ada tebengan yang kebetulan orangnya saya kenal karena teman ngetrip pas ke Madura.


Jam 5 pagi Indri dan saya otw mepo di KBS (Kebun Binatang Surabaya), tak lama kemudian teman-teman yang lain berdatangan lalu kami pun menuju Tuban jam 6 pas. Di perjalanan kami sempat terpisah dengan teman-teman yang lain karena mengambil jalan yang berbeda jadi kami menunggu mereka. I guess teman-teman trip saya kali ini jarang ke luar kota karena mereka mengendarai motor sangat pelan sampai-sampai Mas Wahid yang membonceng saya merasa ngantuk ditengah jalan. Perjalanan yang seharusnya hanya 2 jam jadi 3 jam-an. Setelah berhenti di POM bensin kami di datangi oleh Mas Priyo yang menjadi tour guide kami hari ini. Kami pun menuju ke alun-alun bergabung dengan teman dari Bojonegoro yang sudah menunggu kemudian kami segera menuju ke destinasi pertama yaitu Air Terjun Nglirip.


Dari alun-alun kota Tuban masih membutuhkan waktu sekitar 30-45 menitan untuk tiba di Nglirip. Jalan menuju Nglirip lumayan bagus karena sudah diaspal tapi perlu berhati-hati karena ada jalan menanjak dan berkelok-kelok.Setiba di dusun Jojogan, desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan saya baru tahu bahwa tempat tersebut bagian atasnya merupakan bendungan. Air terjunnya sekitar 30 meteran, dengan air yang mengalir deras bak salju berwarna putih dan di bagian bawahnya terdapat semacam danau berwarna hijau. Bisa dikata kami cukup beruntung bisa melihat pemandangan ini. Karena beberapa teman yang kesana saat musim hujan mendapati airnya berwarna coklat sehingga kurang elok, sebaliknya saat musim kemarau justru tidak ada air yang mengalir karena mengering.






Tapi bagi teman-teman yang datang kesini perlu tahu, boleh percaya atau tidak yang jelas ada mitos bahwa jika sepasang kekasih yang sedang kasmaran datang ke tempat ini, dijamin tidak sampai 40 hari hubungan mereka akan berakhir. Konon dibalik air terjun tersebut terdapat goa yang di jadikan tempat bertapa oleh seorang putri yang patah hati karena hubungannya dengan pria rakyat jelata tidak di restui oleh orang tuanya. Masyarakat disana percaya bahwa sang Putri akan marah jika ada pasangan yang berpacaran di sekitar goa air terjun Nglirip.

Bagi teman-teman yang ingin ke tempat ini, tidak perlu kuatir tersesat bisa search koordinat GPS: 6°58’6”S   111°47’38”E. Rute yang bisa ditempuh: Tuban – Montong – Singgahan atau Tuban – Kerek – Singgahan.

Dari Nglirip kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun Bongok, dengan pertimbangan waktu kami sangat singkat dan jalan menuju Bongok searah dengan jalan pulang kami dibandingkan dengan air terjun lain yang berlawanan arah. Padahal rencana awal akan ke air terjun yang menghasilkan air panas dari belerang, namun tempatnya berlawanan arah.


Air Terjun Bongok
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam (harus melewati jalan yang cukup jelek karena tidak di aspal) kami tiba di air terjun Bongok jam setengah 2. Sayangnya saat kami kesana air terjunnya sedang surut jadi air yang mengalir hanya sedikit saja. Selain itu warna air juga kurang sedap dinikmati mata karena berwarna coklat sehingga memberikan kesan kotor. Air terjun Bongok ini tidak recomended bagi saya, sebaiknya cari objek lain jika teman-teman ke tuban, Akhirnya kami memilih beristirahat sejenak sambil mengamati beberapa anak yang meloncat dari ketinggian. Setengah jam waktu yang cukup akhirnya kami bersiap-siap pulang. 



Ketika sampai di parkiran kami melihat ada sebuah goa, namun tak sempat masuk ke dalam goa tersebut karena diburu waktu untuk segera ke pantai. Saat itu kami baru sadar bahwa helm salah satu teman kami ternyata hilang, setelah lapor ke penjaga parkir mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena memang saat itu cukup ramai. Beruntung saat itu saya bawa 2 helm sehingga saya bisa meminjakannya. Akhirnya kami pun beranjak meninggalkan tempat ini menuju ke Pantai Pasir Putih Remen.


 (02 Juni 2015)


QUOTES:
Konon bumi ini milik mereka yang mau berhenti sejenak untuk melihat-lihat lalu meneruskan perjalanan (Anonymus)

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

footer logo