Penampakan dari Bukit Cinta |
Eksis dengan tongsis di Bukit Cinta |
Selesai jepret-jepret kami melanjutkan ke destinasi berikutnya yaitu pasir berbisik. Karena saat kami kesana lagi musim hujan, pasir berbisiknya tidak terlalu menarik sehingga kami hanya mengambil sedikit gambar lalu menuju ke Tenger tempat kawah Bromo berada.
Pasir Berbisik |
Jejeran jeep yang berbaris rapi |
Saat kami tiba, disana sudah begitu ramai dipenuhi oleh pengunjung dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri juga banyak.
Berpuluh-puluh mobil jeep warna-warni sudah berbaris dengan rapi di sisi berlawanan dengan kawah Bromo.
Tangga menuju puncak kawah |
Saat turun dari jeep aroma pasir bercampur kotoran kuda langsung tercium, disini manfaat dari masker untuk segera digunakan, jadi jangan lupa bawa masker.
Angin yang cukup kencang juga sering membawa butiran pasir, so jangan lupa gunakan kaca mata jika tidak ingin mata kemasukan pasir.
Kawah Bromo yang mengeluarkan asap belerang |
Untuk naik ke puncak kawah ada 2 alternatif, bisa berjalan kaki atau naik kuda dengan biaya 50-100 ribu tergantung dari kemampuan menawar kita. Tapi berhubung kami semua masih muda, kami memilih untuk berjalan kaki yang membutuhkan waktu sekitar 45-60 menit. Sesampai di atas kawah, aroma belerang begitu menusuk hidung sehingga menyebabkan kami semua batuk-batuk. Sangat tidak dianjurkan bagi yang memiliki gangguan pernafasan untuk naik ke puncak kawah ini. Baru 5 menit berada di atas, kami menyerah dan akhirnya memilih untuk turun karena aroma belerang yang begitu kuat membuat kami susah untuk bernafas.
Sesampai di bawah kami langsung memesan makanan untuk mengisi perut kami. Pilihan menu yang tersedia sangat minim hanya ada rawon, nasi pecel dan mie instant. Meskipun sederhana tapi rasanya benar-benar nikmat.
Selesai makan kami pun langsung berangkat ke destinasi berikutnya yaitu Bukit Teletabis. Untuk mencapai Bukit Teletabis kami melewati gurun pasir yang panjang dan benar-benar gersang. Saya sempat merasa heran bagaiman bisa driver mobil mengetahui jalan-jalan yang harus di lalui karena sejauh mata memandang hanya ada pasir tanpa penunjuk jalan. Tempat ini benar-benar cocok untuk dijadikan tempat pengambilan gambar film-film koboy ala barat. Di beberapa spot tampak juga pasangan-pasangan yang sedang melakukan foto prawedding.
Selesai makan kami pun langsung berangkat ke destinasi berikutnya yaitu Bukit Teletabis. Untuk mencapai Bukit Teletabis kami melewati gurun pasir yang panjang dan benar-benar gersang. Saya sempat merasa heran bagaiman bisa driver mobil mengetahui jalan-jalan yang harus di lalui karena sejauh mata memandang hanya ada pasir tanpa penunjuk jalan. Tempat ini benar-benar cocok untuk dijadikan tempat pengambilan gambar film-film koboy ala barat. Di beberapa spot tampak juga pasangan-pasangan yang sedang melakukan foto prawedding.
Mendekati Bukit Teletabis, pemandangan yang tadinya coklat dan gersangan perlahan berubah menjadi hijau. Di bagian yang lain tampak jejeran bunga berwarna kuning dan berwarna ungu yang konon katanya dijadikan sebagai bahan untuk membuat minyak telon. Sesampai di Bukti Teletabis sejauh mata memandang semuanya benar-benar hijau bagaikan hamparan permadani. Berada di tempat ini benar-benar membuat saya takjub dengan Maha Karya Sang Pencipta. Betapa beruntungnya saya lahir di negri Indonesia ini. Rasanya ingin berguling-guling di bawah hamparan hijau itu, sayangnya waktu yang singkat tidak memungkinkan. Puas menikmati hijaunya Bukit Teletabis, kami pun bersiap-siap untuk pulang ke posko awal (rumah Si bapak). Dalam perjalanan pulang kami melewati hamparan ilalang berwarna putih. Gak mau melewatkan kesempatan untuk berfoto di tempat cantik itu, kami pun meminta kepada Si Bapak untuk menghentikan mobil sejenak demi mengabadikan pemandangan ini. Setelah merasa cukup jepret kanan, jepret kiri kami pun bersegera menuruni gunung Bromo menuju ke titik awal tempat mobil kami di parkir.
Sesampainya di rumah Si Bapak kami beristirahat sejenak sebeum berpamitan karena akan melanjutkan perjalanan menuju ke Air Terjun Madakaripura.
Sesampainya di rumah Si Bapak kami beristirahat sejenak sebeum berpamitan karena akan melanjutkan perjalanan menuju ke Air Terjun Madakaripura.
Amazing Bukit Teletabis |
0 comments:
Post a Comment