Solo Backpacker ke Jepang – Asakusa, Sensoji Tempel, Nakamise, Sumida River, Tokyo Sky Tree (Hari 3)



Sumida River
Dihari ketiga ini pas bangun semua badan terasa sakit apalagi paha kebawah, rupanya kemarin jalannya terlalu overload. Jadinya sambil nunggu antrian privat shower, saya duduk di kursi pijat lagi berharap kaki bisa lebih enakan. Setelah siap-siap hari ini saya keluar duluan dan janjian dengan Mary di Asakusa karena saya harus mulai menggunakan subway ticket dan harus ke Harajuku untuk membeli beberapa titipan orang di Bistip (soal ini akan saya ceritakan belakangan).
Salah satu barang titipan baling banyak adalah IQOS (alat untuk merokok katanya bisa mengurangi resiko yang membahayakan) dan outletnya hanya ada di Harajuku makanya harus balik kesini lagi. Setelah urusan selesai saya balik menuju ke Asakusa. 
Gerbang Kaminarimon di Sensoji Temple
Sesampai di Asakusa saya langsung berjalan menuju ke Sensoji Temple sekitar 7 menitan dan ternyata sudah ramai banget disana.  Di depan gerbangnya yang besar yang terkenal dengan sebutan “Kaminarimon” sangat padat dengan orang-orang dari berbagai Negara yang sibuk mengambil foto didekat lampion besar. Memang kalo ke Sensoji kudu foto di tempat ini tapi melihat banyaknya orang bikin saya gak minat buat ikutan foto. Nah di sepanjang jalan ini akan banyak dijumpai becak versi Jepang atau dikenal dengan sebutan “Jinrikisha” yang artinya kendaraan yang ditarik oleh manusia karena memang becak versi Jepang ini ditarik oleh abang becak tidak sama di Indonesia. Btw abang becaknya banyakan cakep-cakep loh, tapi gak minat naik sih karena harganya yang mahal sekitar 5000 yen. 
Nakamise Market
Berjalan masuk melewati gerbang yang pertama kali kita temui adalah Nakamise yaitu toko-toko yang menjual berbagai macam barang dan makanan. Menurut teman-teman yang sudah pernah kesini rekomended untuk dibeli karena harganya yang murah. Tapi saya hanya melewati tempat ini karena setelah lihat-lihat harganya gak murah-murah amat. Jika jalan terus kedalam kita akan ketemu tempel tempat orang berdoa. Di depannya terdapat sebuah tempat dupah besar yang asapnya sangat banyak ternyata karena memang ada ritual untuk mengibaskan asap kebadan dengan harapan kita akan lebih beruntung. 
Omamori
Di sebelah kiri dan kanan dari dupa ini terdapat toko kecil yang menjual Omamori atau semcam jimat keberuntungan. Saya mampir kesini karena salah satu teman saya nitip. Omamori bentuknya kecil dan biasanya digantung ditas dan ada berbagai macam jenis tergantung dari tulisan yang terpampang di bagian depannya mulai dari doa kesembuhan, kesuksesan, keselamatan dan berbagai doa baik lainnya. Banyak juga yang minat karena waktu saya mau beli kudu antri dulu. Selesai bayar omamori saya naik sebentar ke atas aula utama tempat orang melakukan ritual doa tapi tidak bisa lama-lama karena Mary udah mengajak ke tempat lain. Oh iya di tempat ini akan banyak di jumpai wisatawan yang berjalan kesana kemari menggunakan kimono khas Jepang lengkap dengan semua aksesorisnya. Tapi entah kenapa saya sama sekali tidak tertarik mungkin mungkin karena harganya yang mahal dan karena takut kedinginan secara cuaca hari itu sangat dingin hahaha. 
Patung di dekat Sensoji
Dari Sensoji kami berjalan agak jauh menuju ke Sumida River dan Tokyo Sky Tree. Awalnya agak bingung juga cara kesana tapi dengan bantuan GPS dan tanya-tanya ke orang akhirnya sampai juga. Sebenarnya disini ada taman sakura tapi karena lagi musim dingin jadi yang ada hanya ranting-ranting saja tapi tetap saja pemandangannya fotogenik. Lihat sungai dengan kapal jadi ingat Asiatique di Bangkok tapi kalo ini versi bersihnya dan airnya berwarna hijau. Sumida river ini sendiri merupakan salah satu sungai terbesar di Tokyo. Kita bisa menyusuri sungai ini menggunakan Water Bus jika mau membayar tiket.
Sumida River
Taman di dekat Sumida River
Selain menikmati sungai, diikejauhan kita bisa lihat beberapa gedung tinggi yaitu  Tokyo Sky Tree yang merupakan salah satu menara tertinggi di dunia katanya. Beruntung saya sudah mengambil beberapa foto disini karena rencana untuk melihat sunset dari Sky Tree batal. Ada gedung Asahi Beer dan Flame Asahi juga yang dibagian atasnya ada gumpalan berwarna kuning yang dikenal sebagai “big poo” haha pantes sih karena emang bentuknya kayak pup. Tapi sebenarnya sama arsiteknya itu bukan pup tapi bentuk api katanya. 
Foto dengan Mary
Azuma Bashi Bridge
Flame Asahi
Tokyo Sky Tower di kejauhan
Setelah puas ngambil foto kami melanjutkan perjalanan melewati jembatan merah yang dikenal dengan sebutan Azuma Bashi Bridge disini banyak turis foto-foto selain kami. Puas foto-foto kami terus berjalan sampai ke sebuah gedung semacam foodcourt gitu. Dari sini kami berpisah saya kembali ke Harajuku untuk mengambil titipan teman dan beberapa pesanan orang. Sesaat sebelum sunset saya mengirim pesan ke Mary karena kami janjian akan melihat sunset di daerah Asakusa lagi. Tapi rupanya Mary sudah kembali ke hostel karena sudah kelelahan jadi saya memilih untuk stay di daerah Harajuku mencari beberapa baju titipan orang dan  beberapa barang di Daiso buat oleh-oleh sebelum balik ke hostel.


  Pengeluaran H-3
Jumlah
  JR Ueno
160
  Onigiri
134
  Lunch
162
  Dinner 7eleven
406
  JR Ueno
160
  Total
1022 (Rp. 118.552)
 

1 comments:

  1. dasyat perjalanan mu,,sesuatu yg mennjadi inpirasi bagi kawula muda, saya sendiri sangat berkeinginan untuk melakukan itu tapi belum tau harus mulai dari mana awalnya

    ReplyDelete

Powered by Blogger.

Search This Blog

Blog Archive

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

footer logo