Perjalanan kali ini saya nikmati bersama
dengan teman-teman dariLKBS (Langkah Kaki Backpacker Surabaya), Evi, plus 2
orang teman saya Iwan dan Erin. Jam 11 malam tepat kami menuju ke Halte Hoky
sesuai meeting point yang sudah di tetapkan. Ketika kami tiba, masih banyak
teman-teman yang belum datang, so sambil menunggu kami pun ngobrol satu sama
lain supaya lebih akrab. Sekitar jam 1 malam mobil elf yang akan kami tumpangi
baru datang, kami pun segera mengatur posisi dan segera memulai perjalanan
kami.
Setelah menempuh perjalanan darat ±
4 jam dimana salah satu elf mengalami ban bocor, kami pun tiba di pelabuhan
daerah Sumenep. Saat kami tiba hari masih gelap dan aktivitas pelabuhan belum
terlalu ramai. Sambil menunggu hari
lebih terang kami pun menuju toilet untuk melaksanakan segala ritual
yang tertahankan selama di perjalanan. Selesai MCK, kami pun segera menyerbu
warung makan di sana untuk mengisi perut. Dengan 8.000 rupiah kami sudah bisa
menikmati nasi campur (ayam, kering tempe, dan tumisan sayur) yang porisnya
lumayan berlebihan untuk ukuran cewe. Jika ingin menyewa alat snorkeling, maka
anda cukup dengan membayar 50rb rupiah (memang lebih murah jika sewa di
Surabaya ±35rb aja). Setelah semua persiapan selesai dan perahu yang akan
mengantar kami sudah datang, kami pun segera menyeberang kearah pulau Gili
Labak.
Setelah terombang-ambing di atas
lautan lepas selama 2 jam akhirnya kami tiba di Gili Labak.Dari jauh tampak
pepohoan dengan hiasan pasir berwarna putih di bagian bawah. Saat perahu
menepi,yang menyambut kami pertama kali adalah hamparan ikan asin yang sedang
di jemur di atas kayu-kayu dan tentu saja berikutnya yang tercium adalah bau
amis ikan asin itu.Tapi tenang saja, ini hanya sebagian kecil saja yang
dimanfaatkan oleh warga disna untuk menjemur ikan.Di sekitar pantai tampak
berjejer perahu dari nelayan-nelayan di sana. Saat mengelilingi pulau ini, kami
menemukan begitu banyak spot cantik untuk diabadikan di kamera. Bayangkan aja
anda ada di tengah hamparan pasir putih yang di bagian dalamnya tampak
rerimbunan pepohoan berwarna hijau, dan
di bagian luarnya tampak lautan yang berwarna biru, plus bonus hiasan akar-akar
pohon yang sudah mati berwarna putih yang sangat unik bentuknya. Anda harus
kesana dan mencoba berkreasi sendiri untuk mengambil gambar terbaik.Di beberapa
tempat ada perahu kecil yang dibiarkan oleh pemiliknya tertambat begitu saja di
pinggir laut. Nah ini bisa anda manfaatkan juga untuk berfoto-foto ria.
Saat mengelilingi Pulau ini kami
mampir di sebuah warung untuk mengisi perut, sayangnya tidak ada makanan yang
cocok di lidah saya selain MIE CUP. Tapi bagi teman-teman yang doyan nasi pecel
ala orang Madura dan rawon di sana tersedia. Setelah selesai mengisi perut,
kami pun segera kembali ke tempat teman-teman yang lain menunggu. Sebenarnya
kami berencana untuk snorkeling jam 3 sore, menunggu matahari tidak terlalu
panas, tapi menurut korlap (koordiant lapangan) kami sudah harus beres-beres pulang
supaya tidak kemalaman. Sebenarnya sempat kecewa dan agak kaget juga soalnya
menurut perjanjian jadwal pulang harusnya jam 5 sore, tapi ternyata ada miskomunikasi.
Beruntung kami di beri kesempatan untuk snorkeling sebentar.Akhirnya jam 12 pas
panas-panasnya matahari kami terjun ke laut sekedar memanfaatkan alat
snorkeling yang sudah di sewa oleh teman-teman saya.Walhasil pulang dari Gili
Labak kulit saya semakin hitam tidak terselamatkan lagi.
Kami hanya snorkling sebentar saja
karena airnya sudah keruh sehingga tidak bisa melihat terumbu karang atau
binatang laut yang lain. Menurut teman saya di bagian tengah lebih bagus dan
lebih jernih tapi karena tidak bisa berenang dan waktunya sudah habis kami pun
segera naik ke daratan dan bersipa-siap kembali ke pelabuhan.Setelah melewati 2
jam yang saya habiskan dengan tidur karena kelelahan, kami pun tiba di
pelabuhan sumenep. Kami langsung menuju kamar mandi untuk mandi dan berganti
pakain sebelum kembali ke Surabya.
Menurut saya pribadi Gili Labak ini
tidak begitu recommended buat snorkeling apalagi buat pemula. Karena sudah
pernah snorkeling di Tabuhan dan Menjangan, menurut saya GIli Labak jauh di
bawah dari keindahan Tabuhan dan Menjangan.Di Tabuhan & Menjangan, cukup
berada di daerah yang anda bisa
menemukan berbagai macam terumbu karang dan ikan hias, apalagi jika ingin
mengeksplore lebih jauh kedalam lautan maka anda kan menemukan kekayaan alam
lautan yang lebih beranekaragam lagi. Tapi dari sisi keunikan pantainya, jika
hanya sekedar berfoto-foto, Gili labak memang jauh lebih baik dari Tabuhan atau
Menjangan. Karena di sekitar Gili Labak dihiasi dengan berbagai bentuk akar
pohon yang mungkin jarang di temukan di pantai yang lain. Demikian pendapat
saya dan sharing saya. Jika ada salah kata mohon di maafkan :D
Mau liburan Grup / Privat, Honeymoon harga murah,
ReplyDeletekami melayani : Gili Labak - Batu - Malang Selatan - Banyuwangi - Lumajang - Rafting - Bromo - Gunung Kidul - Jogja - Bali Dll...
- Free Antar / jemput Bandara / Stasiun
Best Regards
Halo Indonesia Tour & Travel
P. Sidokare Asri QQ.2 Sidoarjo - JAWA TIMUR
081235618281 / 085730077308
54E0B52 / 7ECC7D00
www.halo-indonesia.com